Thursday, December 30, 2010

A Note on 30 December 2010

Satu hari menjelang tahun 2011. Kembali merefleksikan diri atas pencapaian-pencapaian serta kegagalan-kegagalan yang terjadi sejak awal dibukanya tahun 2010.
Kesuksesan dan kegagalan adalah suatu proses yang saya harus lewati, pembelajaran yang membawa pada suatu tingkatan yang lebih lagi. Ibaratnya seorang anak SD saya berada di kelas 1, selama satu tahun belajar, dan pada akhir tahun semua dievaluasi dan saya naik kelas.
Ditingkatan yang berbeda itu saya kembali mengalami pembentukan karakter, dengan kisah yang berbeda dengan sebelumnya. Lagi-lagi saya kembali belajar. Tidak ada kamus terlambat dan berhenti untuk belajar.
Mempersiapkan diri untuk menyambut tahun baru 2011 yang sudah di depan mata. Belajar dari kesuksesan dan kegagalan tahun 2010. Seperti dipindahkan ke bagian lain dalam bekerja, putus cinta, punya teman hang out baru, klub dan komunitas asyik, adik dan teman yang diubahkan, kematian oma. Ini hanya segelintir kecil. Apapun yang saya lewati baik atau buruk keadaannya, tetap satu anugerah yang disyukuri, karena saya yakin segala sesuatu yang terjadi tidak ada yang kebetulan, tetapi adalah bagian dari rancanganNya yang luar biasa dalam kehidupan saya.
Tinggal bagaimana saya melihatnya, apakah saya melihat suatu kesuksesan sebagai tempat untuk mengangkat muka saya lebih tinggi lagi, atau justru semakin rendah. Atau melihat kegagalan sebagai suatu keterpurukan bukan awal dari kesuksesan baru yang akan saya raih.
Saat saya mengharapkan satu pintu terbuka, kelihatannya seperti tertutup. Akan tetapi meski terlihat tertutup, tetap ada jalan yang terbuka. Bukan pintu mungkin, tetapi jendela. Who knows... Saya tetap selalu perlu memperbaharui kacamata saya agar dapat melihat dengan jelas. Kacamata hati dan iman, untuk percaya pada hal-hal yang tidak saya lihat langsung di depan mata. Perlu kesabaran dan keteguhan extra untuk itu semua.
Banyak hal yang telah dilalui, yang diingat atau bahkan terlupakan. Semua bercampur menjadi satu membentuk satu putaran film dalam benak saya. Ketika hari ini berakhir, saya menutup satu lembar kehidupan kembali, menyongsong satu lembar yang baru untuk digoreskan dan diwarnai.
Hari ini saya duduk, mencoba melihat kebelakang apa yang sudah terjadi.
Pinta saya, agar Ia selalu mau mengajarkan saya untuk menghitung hari sedemikian supaya saya memperoleh hati yang bijaksana. Mempunyai pandangan yang baru dalam melihat segala sesuatu. Apapun itu tetap indah pada waktuNya dan membiarkan segala sesuatu seturut kehendakNya.
Psssttt bukan duduk diam menanti, yach. Bekerja memanfaatkan potensi diri, tetap berinteraksi dengan orang lain dan tentu saja menerima diri sebagai sesuatu yang berharga.
Hidup adalah suatu perjalanan, nikmati setiap perjalanan dengan sukacita dan bersyukur membuat hidup lebih berarti.
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Thursday, December 9, 2010

Sukabumi Trip Part II

Dibangunkan dengan cuaca pagi yang sejuk dan suara kicauan burung, tak lama kami bersiap-siap untuk sarapan pagi dan rafting. Sepiring nasi goreng dengan telor ceplok mengisi sarapan pagi plus segelas teh manis hangat. Tak lama kami dikumpulkan di lapangan untuk warming up dan pembagian kelompok. Hmmm it’s show timeeee!!!


Dari lokasi penginapan kami sudah diperlengkapi dengan helm, pelampung dan dayung. Untuk sampai di Sungai Citarik, kami masih harus naik pick up melewati rumah-rumah penduduk, sawah dan jalanan yang curam sekitar 15 menit. Sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan saya menunggu giliran perahu diletakan dialiran sungai.

Karena belum pernah ikut rafting sebelumnya, saya didudukan ditengah. Instruksi dari instruktur, Pak Ma’mun saya dengarkan dengan seksama. Diperlukan konsentrasi serta kerjasama antar anggota dalam perahu untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu diinformasikan juga tentang langkah keamanan berarung jeram.

Matahari bersinar agak malu-malu. Salah satu keuntungan bagi saya, karena paling kurang kulit gak gosong-gosong amat hi hi hi. Debit air yang cukup sekitar 70 membuat perjalanan perahu cukup smooth, tidak mudah kandas karena batu-batu. Jarak tempuh 9km dengan durasi 2 jam serta melewati 21 stopper. Masing-masing stopper memiliki nama yang unik. Beberapa yang berhasil saya ingat adalah Praying, Zig-zag, dan TVRI. Pemandangan alam yang dilewati begitu menakjubkan. Rerimbunan pohon-pohon di kiri kanan aliran sungai, membuat saya tak putus-putusnya memuji kebesaran Sang Pencipta.

Pak Ma’mun mengatur dengan serius sekaligus santai. Sekali-kali peserta disiramnya dengan air :P. Pergerakan perahu tergantung pada kerjasama antar anggota dan konsentrasi mendengarkan instruksi. Laju perahu berubah-ubah kadang mundur, kadang maju, kadang terombang-ambing tak jarang sedikit meloncat-loncat bahkan tiba-tiba tenang. Di salah satu stopper konsentrasi salah satu anggota melemah, dan tiba-tiba saja ia terlempar dari perahu. Belajar dari kondisi tersebut, kami tetap fokus pada instruksi dan tentu saja kembali menikmati perjalanan.
Tidak terasa 21 stopper telah dilalui, rafting diakhiri dengan meminum air kelapa langsung dari batoknya, segarrrrnyaaa.

Selesai rafting gerimis mengundang (kayak lagu,yaaa…) kami kembali ke penginapan, ada permainan paint ball menunggu. Sambil berjalan ke arena paintball, pisang goreng sedikit mengganjal perut.. Untuk sampai di arena, saya melewati jembatan gantung yang melewatinya harus agak antri dan satu per satu. Setibanya dilokasi, kembali kami dibagi kelompok dan mendapatkan briefing singkat tentang cara bermain.

Oh ya, sekedar informasi, paint ball adalah permainan perang-perangan dengan menggunakan peluru dari gelatin, sehingga jika tertembak akan menimbulkan bekas warna pada baju. Setting permainan diatur sedemikian rupa seperti berada di medan perang. Para pemain dilengkapi dengan helm, seragam, senjata dan peluru. Setelah briefing singkat dan memakai seragam serta peralatan, kami langsung memasuki arena. Ada kejadian culun yang saya alami, ternyata lebih enak menjadi penonton dibandingkan ikut bermain.

Sepanjang permainan, saya tidak berani beranjak sedikitpun dari balik batu. Beraninya jadi endog saja, karena sedikit bergerak, peluru lawan langsung berdesing-desing. Akhirnya saya hanya berani menembak setelah melihat ada musuh di depan teman saya, setelah itu, terpaksa mundur karena tertembak, he he he.

Kami kembali ke penginapan untuk membersihkan badan dan makan siang setelah permainan paintball selesai. Makan siang disajikan secara prasmanan khas Sunda. Tersedia juga es cincau hijau yang menyegarkan sebagai penutup. Setelah makan siang, kami bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. Sempat mampir di resto Ayam Bakar untuk bersantap sore. Es lilin home made buatan Nyonya Rumah yummy, meskipun sempat salah makan. Niatnya durian, tetapi dapatnya nangka. Warnanya sama berbeda rasa, ternyata. Pengalaman seru yang membekas.

Monday, November 29, 2010

Sukabumi Trip Part I

Arung jeram, salah satu kegiatan yang ingin saya ikuti sejak dulu. Sehingga ketika ada ajakan untuk berarung jeram di Sukabumi, tanpa berpikir dua kali saya langsung mengiyakan.


Bus membawa saya ke Sukabumi bersama sekitar 50an teman pk 19:30 dari daerah Mega Kuningan. Pengalaman pertama berarung jeram dan paintball, exciting sekaligus deg-degan campur jadi satu. Semoga pada saat tiba di Sukabumi cuaca cukup bersahabat, sehingga aktivitas tetap dapat dilakukan.

Pk 21:30 bus merapat di daerah Rancamaya, Ayam Bakar Pak Karim menjadi guilty pleasure sebelum sampai di tempat tujuan. Ayam bakarnya yang lembut menggugah selera. Hanya saja karena hari sudah malam, pelayanan untuk memesan minuman memerlukan kesabaran tersendiri. Salah seorang teman mengalaminya ketika memesan segelas jeruk panas. Alhasil, cancel pesanan…

Malam sudah cukup larut ketika kami beranjak dari Rancamanya menuju Sukabumi.
Diperlukan sekitar 2 jam perjalanan untuk tiba dilokasi Caldera Resort Sukabumi
Jalanan yang cukup curam, berliku-liku, gelap serta gerimis membangunkan saya dari tidur. Sekitar pk 01:00 kami tiba dilokasi. Welcome drink dan BBQ tidak tersentuh sedikitpun oleh saya. Badan yang penat mengantar saya untuk segera beristirahat, setelah briefing singkat.

Saya beserta dengan rekan-rekan wanita tidur dalam satu ruangan besar . Tempat kami beristirahat berbentuk rumah Lombok, semi terbuka dengan dua lantai dan dua kamar mandi. Berdesign interior natural, rumah dibangun dari kayu beratapkan jerami. Jalan masuk setiap rumah dibuat dari batu-batu besar. Ruangan luas dua lantai tersebut diisi dengan kasur-kasur yang dilengkapi dengan selimut dengan penerangan yang cukup. Design kamar mandi dan wastafel cukup unik menggunakan bambu sebagai keran dan pancuran, serta gentong dan batok kelapa sebagai bak dan gayungnya.

Tak sabar menunggu esok pagi
Tunggu ceritanya, yach…
Have to go to sleep right now, oooaahhhmmm, zzzzz

Friday, November 19, 2010

High Tea @ Parlour

High Tea dengan secangkir Dilmah peppermint tea, plain pancake with butter and maple syrup, serta fruit salad dengan taburan kacang almond, perfecto!

Sebagai pengganti gula pada teh, bisa juga dituangkan maple syrup.

Lokasi : Pancake Parlour Oakwood Kuningan
Dompet Keluar:
Fruit Salad : Rp 26.000
Pancake : Rp18.000
Peppermint Tea : Rp15.000

Monday, November 15, 2010

Cerita Tentang Handphone

Hampir sebagian besar penduduk ibukota saat ini sudah melek dengan teknologi telekomunikasi, yang bernama handphone. Dari yang model sederhana, sampai yang njlimet, atau dari yang murah meriah sampai mahalnya gak nahan. Bukan hal yang tidak mungkin, jika saat ini tukang sayurpun menggunakan handphone sebagai alat komunikasi.


Secara awam, handphone sendiri terdiri dari body handphone, baterai, charger dan kartu sim..Agar dapat digunakan maka handphone harus sudah full charge baterai dan tentu saja memiliki kartu sim yang aktif dan ada pulsanya. He he he lebay, yach…

Nah, untuk dapat berkomunikasi, sebuah handphone juga harus didukung dengan kondisi sinyal yang baik sehingga suara atau pesan yang disampaikan dapat diterima tanpa kendala. Kelancaran komunikasi akan sangat tergantung dengan jangkauan sinyal dari provider. Kalau yang ini, bukan saya yang nentuin, tergantung pilihan pembaca :)

Dalam perjalanan menuju ke kantor, sedikit terganggu (kebiasaan tidur di mobil, niy) dengan seorang ibu yang tak lepas on-line dari handphonenya. Saya sempat berpikir, betah banget si ibu selama perjalanan sekitar 1.5 jam tak putus berbicara. Dari A,B,C, dan seterusnya dan seterusnya. Ach mungkin si ibu sedang menghabiskan waktu dalam kendaraan dan mengusir kesepiannya, sutralah…

Tetapi tiba-tiba saya teringat betapa pentingnya handphone saat ini dalam kehidupan. Jika diibaratkan dengan pacar atau suami, fungsinya akan sama pentingnya. Melalui benda yang kecilnya tidak lebih dari genggaman tangan orang dewasa, dunia dapat terhubung. Bahkan bagi sebagian orang, jika handphone tertinggal, lebih baik pulang kembali untuk mengambil handphone daripada hidup tanpanya.

Sebagai manusia, saya tidak hidup seorang diri. Saya memerlukan orang lain untuk menyatakan diri dan berkomunikasi dengan mereka. Jika diibaratkan dengan handphone, maka keypad dan speaker adalah alat saya untuk berkomunikasi dengan sesama, Sementara supaya agar tetap tunning, saya perlu menjaga sinyal saya dengan baik dengan tidak hanya menjaga kualitas suara tetapi pada sesuatu yang tidak terlihat, tetapi ada, yaitu Sang Pencipta. Bukankah hubungan baik akan tercipta jika ada koneksi yang juga baik?

Bagaimana caranya supaya tetap baik? Selain menjaga sinyal, ya juga harus di charge dan reload. Dalam artian diisi dengan sesuatu yang baik, seperti membaca kitab suci, beribadah atau membaca buku tentang motivasi atau sesuatu yang inspiratif misalnya. Serta direload dengan siraman rohani dari pendeta, pastor, ustad atau seorang motivator. Oh iya, buat yang isi ulang jangan kelupaan dibeli pulsa, dan yang berlangganan bulanan, jangan lupa dibayar, supaya tidak terblokir Means, sesuatu yang positif dan baik tersebut harus secara rutin dilakukan, supaya tetap bisa terhubung, gak ke blok atau tulalit. Kalau koneksi tersebut tetap terjaga, semoga hubungan serta komunikasi yang terjalin tetap selalu lancar jaya. 

Be positive to be a better you, and stay connect

Thursday, November 11, 2010

SATE DOMBA AFRIKA CASABLANCA

Guilty pleasure beberapa hari yang lalu, ketika seorang teman memesannya.
Salah satu keuntungan, layanan pesan antarnya di atas pk 22:00 malah menjelang midnight.
Kombinasi sambal mayonaise serta bawang bombaynya menghilangkan dominasi bau daging yang khas

Dompet keluar: Rp35.000

Wednesday, October 20, 2010

Enjoy Your Journey of Life

Setahun yang lalu, dari hasil pencarian dari Mbah Google mempertemukan saya pada suatu web perjalanan wisata, dengan penawaran sebagai berikut.


Paket menarik bagi saya yang tidak ingin direpotkan dengan berbagai hal remeh temeh seperti booking hotel, trip, kendaraan dan makan, dan baru pertama kali datang kesana.
Dengan paket perjalanan wisata, kita dapat menyesuaikan tempat wisata apa yang akan dikunjungi .Serahkan semua pada penyelenggara paket, semuanya sudah diatur, tinggal bawa badan.

Pada pelaksanaannya, tidak jarang kita perjalanan mengalami kendala, seperti keterlambatan penjemputan, perpindahan lokasi penginapan, makanan tidak sesuai selera dan lain-lain, but the show must go on, karena ada biaya dan waktu yang sudah kita keluarkan untuk paket tersebut.

Seperti halnya paket perjalanan wisata,. kehidupan adalah suatu paket perjalanan yang membawa manusia pada tujuan, dengan Tuhan sebagai penyelenggaranya. Perjalanan manusia itu tidak selalu mulus, kadang ada kendala atau masalah yang dihadapi, sama dengan paket wisata. Di sinilah kita dituntut supaya bisa menikmati, menerima melalui keberserahan kepada Sang Pencipta. Membiarkan Dia memroses, mengatur jalan dan membawa kita menjadi semakin baik dan bernilai.

Apakah kita mau melewatkan momen tersebut dengan sukacita? Sama seperti ketika kita menikmati paket perjalanan wisata atau mengeluh kesana kemari karena perjalanan yang dilalui tidak menyenangkan, pilihan kembali pada kita. Eniwei, jika kita harus membayar untuk sebuah perjalanan wisata, maka perjalanan kehidupan kita sudah terbayar lunas dengan pengorbananNya yang luar bisa di kayu salib.

Have a nice trip, have a wonderful journey….

We will look at the will of God as a journey, rather than a destination; something to walk in, rather than just seek out - Dan Schaeffer

Tuesday, October 12, 2010

Reportase FYM 17 Agustus 2010 Catatan Ketinggalan

Kebesaran Tuhan di Lorong Rumah Sakit

Seorang bapak tersentuh melalui firman yang dibagikan serta doa yang ditujukan untuk anaknya yang terbaring sakit. Di ruangan yang berbeda, seorang ayah luluh hatinya pada saat tim pelayanan berdoa. Kuasa Tuhan bekerja, mengembalikan hati bapak kepada anaknya dan hati anak kepada bapaknya.

Kejadian di RS Carolus itu adalah sebagian karya Tuhan saat Frontline Youth Ministry (FYM) mengadakan pelayanan doa ke beberapa rumah sakit untuk memperingati HUT ke-65 Kemerdekaan Indonesia. Selain ke RS Carolus, mereka juga berkunjung ke RS PGI Cikini, RS Husada, RS Kramat 128, RS Dharmais, dan RS AL Mintohardjo. Setiap tim terdiri dari 5-8 orang. Mereka berbagi dan menguatkan orang-orang dan anak-anak kecil yang sedang dirawat serta keluarga yang menjaga.

“Tuhan sangat peduli dan mengasihi anak-anak kecil,” kata Gerry, salah satu anggota FYM yang melayani di RS PGI Cikini. Meskipun anak-anak itu sedang sakit, mereka tetap bersemangat menanti kedatangan tim FYM. Mereka menanti di lorong-lorong kamar, dengan masih mengenakan botol infus, dan segera berkumpul ketika tim FYM tiba. Mereka bersukacita mendengarkan cerita Alkitab dan antusias pada saat didoakan.

Kebesaran kuasa Tuhan memulihkan hati seorang kakak yang diliputi amarah dan curiga saat tim FYM datang untuk mendoakan adik lelakinya di RS Dharmais. Namun, penolakan itu pada akhirnya berganti menjadi secercah senyum dan kasih.

Keajaiban terjadi pada saat tim mendoakan seorang wanita muda yang terserang kanker lasopharing. Mata yang tadinya membelalak, nyaris seperti keluar dari rongganya, kembali pada tempatnya.
Ada pengharapan, kekuatan, kasih, dan semangat baru yang Tuhan curahkan pada setiap hati yang terlibat---pasien, keluarga, dan tim yang melayani. Sungguh nyata, bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Dia adalah kekuatan dan sekaligus Penyembuh yang bekerja secara ajaib. Kemuliaan Tuhan meneguhkan bahwa tidak ada seorang pun yang sanggup melakukan semua itu selain Tuhan kita yang luar biasa, Yesus Kristus

Thursday, September 16, 2010

Bihun Bebek Kuah

Ketika suatu siang mata tertumbuk dengan plang makanan di ITC Kuningan lantai 4.
Mencari sesuatu yang berbeda dari biasa.
Dompet keluar : Rp 21.000

Thursday, August 5, 2010

Give Thanks

eBersyukur dalam segala hal bahkan hal yang simplepun membuat hidup menjadi lebih berarti.

Kemarin malam dalam doa malam antara terjaga dan mengantuk, saya meminta agak diberikan hari yang baru esok pagi.

He answer it! Really...
Hari ini saya mendapatkan sesuatu yang berbeda. Mungkin bukan sesuatu yang wow kelihatannya, tetapi saya benar-benar belajar untuk bersyukur atas segala sesuatu yang sudah diberikan.

Apa saja,ya, yang diberikan?
Nafas kehidupan pada saat bangun membuka mata
Kesempatan untuk bisa bersekutu dengan Sang Pencipta, menyapaNya walau sebentar
Berangkat bekerja dengan tempat duduk yang berbeda, duduk ditengah, biasanya duduk dibelakang
Teman duduk yang tidak bisa berhenti bergerak membuat tidur sedikit terganggu
Tiba di kantor pas-pasan
Bolu Meranti kiriman teman yang habis dinas kesana
Kehebohan sesaat ketika berhasil menyelundupkan makanan dan kegembiraan teman-teman menghabiskan bolu
Mengirim report dan follow up komplain
Makan siang pake kartu makan solusi jitu jika kehabisan uang he he he
Dapat ilmu baru mengubah password untuk router, sebelumnya belum pernah coba dan tau
Harus kembali naik lift lagi ke lantai 10 karena charger tertinggal
Berpacu dengan mendung yang tebal untuk segera pulang
Mampir membeli soya green tea latte idaman seminggu lalu
Naik ojek disela rintik hujan yang mulai membesar
Minum soya green tea latte di halte bus, ditengah hujan besar sambil menunggu hujan reda bersama bapak ojek
Bertemu teman di dalam mobil omprengan
berAC
Terjebak dalam kemacetan jalan tol diiringi musik dari sebuah stasiun radio gaul
Mendengar joke jayus dari penyiar: ikan apa yang jago nyanyi? Jawaban: kakap slank

Hmmm ini yang bisa saya tuliskan, selama perjalanan pulang...
Bagaimana dengan anda?
Adakah sesuatu yang dialami dalam satu, eh tiga perempat hari ini?
Bersyukur dalam hal-hal kecil agar dipercayakan hal-hal yang besar...
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Friday, July 16, 2010

Euphoria Piala Dunia

Satu bulan, ya, satu bulan hampir sebagian besar pencinta bola dibuat terjaga dengan pertandingan laga antar negara dan intrik-intrik yang terjadi.

Seperti biasa, ada keriaan sesaat di mana semua tiba-tiba menjadi serba bola. Mall-mall, cafe-cafe dengan nobarnya, disudut-sudut jalan di perumahan, di lapangan tak luput dari keriaan.

Masing-masing fans saling menjagokan jagoannya, membentuk kubu-kubu tersendiri pada saat permainan dimulai. Kehebohan bertambah jika salah satu menggolkan.

Permainan bola adalah permainan strategi 11 orang untuk memasukan bola ke gawang lawan. Masing-masing pemain memiliki tugas tersendiri, dan masing-masing memiliki peranan agar dapat menciptakan gol. Kehebatan tim tidak terletak pada keahlian dari pemain saja, tetapi juga ditunjang oleh kerjasama antar anggota tim menggocek lawan dan menggiring bola. Meskipun demikian, tipikal bola yang bundar, terkadang membuat pemain tidak dapat memprediksi arah larinya bola. Seorang pemain hanya dapat mengikuti kemana bola tersebut bergulir dan berusaha mengarahkan bola supaya dapat masuk ke gawang. Oh ya, dalam permainan ini, pemain juga harus mengikuti ketentuan dari wasit dan hakim garis. Terkadang ketahanan pemain juga diuji untuk dapat membuahkan gol.

Seperti halnya pertandingan bola, seperti itulah kehidupan manusia. Kita diciptakan untuk memenuhi tujuan dari Sang Pencipta. Berlari mengejar panggilan dan berusaha mencapai tujuan akhir. Untuk mencapai tujuan, tidak semudah membalikan telapak tangan. Ada proses yang harus ditempuh. Terkadang perjalanan tersebut bisa saja memutar, terhadang dan tersandung. Disini ketahanan seorang manusia diuji.
Akankah kita menyerah pada keadaan, dan patah arang untuk mengejar panggilan?
Apakah kita tetap mau untuk membawa bola sampai pada mistar gawang dan menggolkannya? Atau kita hanya berputar-putar dilapangan saja?
Berlari mengejar tujuan, sampai di garis akhir.

Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Friday, July 9, 2010

Life Oh Life

Pernah gak, siy, mikirin dengan apa kita akan dikenang jika meninggal nanti? Lebay,yaaa? Kita gak akan pernah tau kapan akan dipanggil pulang, dengan cara apa dan bagaimana. Itu tetap akan jadi misteri, sama seperti kelahiran dan juga jodoh.

Kalo kita ziarah atau datang ke pemakaman, pada batu nisan tertulis nama, tanggal lahir dan tanggal meninggal. Antara tanggal lahir dan tanggal meninggal hanya dibedakan dengan garis tengah melintang.

Yey, ternyata seberapapun umur kita nantinya, hanya garis itu yang jadi pembatas antara kehidupan dan kematian. Dan sejauh itu pula masa kita berada di dunia. Begitu kecil dan pendeknya,ya.

Garis itu jika diuraikan terbentuk dari titik-titik kecil yang sangat banyak. Jika dilihat melalui kaca pembesar atau mikroskop, seperti kumpulan titik-titik berbagai warna. Tidak melulu satu warna, akan tetapi ada warna-warna yang gelap, ada warna yang terang.

Seperti itulah kehidupan. Ada hal-hal yang baik terjadi, ada hal-hal yang kurang baik terjadi. Ada hal menyenangkan, ada hal mendukakan. Banyak hal terjadi dalam kehidupan. Akan tetapi itu semua tergantung dari bagaimana kita mengisi, mewarnai dan membuatnya menjadi penuh.

Sudahkah titik-titik itu diisi dengan sesuatu yang berguna, sehingga pada saat menutup mata, kita memang benar-benar telah selesai dengan tugas yang diberikan oleh Sang Pencipta.
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Thursday, June 10, 2010

From Asia Conference with Love



Adalah satu hal yang membuat saya menjadi takjub sendiri akan kemurahan Tuhan. Ya, it's a privilage bagi saya diizinkan dalam kurun dua bulan kembali menginjak negara tetangga, Singapura. Rasanya seperti naik PATAS, bisa naik turun sesukanya.

Bukan suatu kebetulan jika saya diizinkan untuk dapat pergi kesana dengan segala keterbatasan. Yang saya inginkan bahwa pergi dan pulang ada sukacita luar biasa didapat baik secara perorangan atau kelompok.

Bersama 42 orang teman-teman dari Frontliners, the journey begin. Dengan dua orang teman, Grace dan Vanda, kami tiba lebih cepat 1 hari, 24 Mei 2010. Konferensi sendiri baru akan dimulai pada hari Rabu, 26 Mei. Registrasi peserta dibuka pada hari Selasa, 25 Mei 2010 pk 15:00 waktu setempat. Oh ya, kami bertiga registrasi duluan, sambil menunggu kedatangan rombongan. Selang 5 menit setelah itu, antrian berubah menjadi amat panjang.

Acara yang diikuti sungguh padat. Dimulai dari pk 9:00 sampai pk 22:00. Break makan siang pk 12:00-14:30. Setelah itu ada elective workshop dengan pembicara luar biasa. Elective workshop selesai pada pk 17:00. Kemudian istirahat makan malam sampai pk 19:00.
Antusiasme peserta begitu dasyat. Terbukti dalam setiap waktu break telah terjadi antrian-antrian panjang untuk masuk ke main hall. Apabila tidak dapat di main hall masih terdistribusi di hall 7 atau 10 dengan fasilitas yang luar biasa, screen-screen besar dari berbagai sisi.
Tercatat 32.000 orang dari 70 negara yang hadir dalam konferensi tersebut.

Sulit rasanya mengekspresikan dan berbagi cerita, karena sepertinya tidak akan cukup satu tulisan tentang perjalanan ini. Akan tetapi saya share 1 foto dari Asia Conference yang mewakili ekspresi yang tidak terlukiskan itu, pada malam terakhir di Singapore Expo Hall 8, Jumat 28 Mei 2010.

Love yourself more
Love others more
Love God more

Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Tuesday, June 1, 2010

Think Before Act

Dua minggu yang lalu, saya sempat terserang sariawan di mulut, lidah dan tenggorokan. Membaca buku atau artikel menjadi suatu kebiasaan lama yang muncul kembali, karena saya memilih membatasi berbicara hanya jika diperlukan.

Di saat itu saya membaca sebuah headline di situs berita lokal, seorang mahasiswa terancam diskors dari kampus karena status FB. Kejadian sederhana yang menjadi tidak sederhana, sebuah reaksi yang reaktif. Itu yang terlintas dibenak saya.

Bermula dari kekecewaan dari pertandingan bola lokal, Persipura melawan Persib. Kekecewaan yang dilampiaskan dengan mengupdate status melalui situs pertemanan yang nota bene dibaca publik dan menimbulkan ketersinggungan pihak tertentu.

Hmmm... Kita sering kali mudah bereaksi dengan suatu kejadian, tanpa memikirkan akibatnya. Melihat sesuatu, dengan cepat diekspresikan. Gak ada salahnya juga, siy. Akan tetapi, bisa jadi ribet dan berabe jika timbul reaksi yang kurang berkenan, seperti marah. Terkadang kita suka tidak sadar dengan akibat yang menanti setelah itu.

Tidak jarang terjadi kasus serupa yang berbuntut pada kerugian si penulis. Maksud hati hanya melampiaskan perasaan, gak taunya menggegerkan perasaan. Tercatat dua atau tiga peristiwa yang pernah saya baca tentang update mengupdate status ini.

Sama halnya dengan mencurahkan isi hati melalui situs pertemanan meski virtual.
Diibaratkan berbicara dengan teman face to face, tentu saja bahasa yang digunakan lebih santai dan cenderung lebih spontan. Siapa juga yang mau berbicara dengan teman dengan bahasa yang resmi? Sungguh canggung rasanya.

Menyambung kondisi sariawan saya, di satu sisi saya jadi belajar mengendalikan mulut. Setiap kata yang keluar menjadi berharga dan amat dipikirkan. Tentu saja, karena jika terlalu banyak berkata-kata, mulut saya menjadi amat nyeri sampai ke gigi.

Sambil merenungi kejadian tersebut, saya berpikir, ada benarnya jika Sang Pencipta menciptakan manusia dengan komposisi sempurna. Dua mata, dua telinga dan satu mulut. Supaya kita bisa lebih banyak melihat, lebih banyak mendengar dibanding dengan berkata-kata. Lebih bijak berpikir sebelum mengutarakan sesuatu.

Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Thursday, May 20, 2010

It's A Wonderful Life - Arie Saptaji

Ketika saya membaca buku karangan Mas Arie, begitu saya menyapanya, berbagai perasaan campur aduk timbul di dalamnya. Teringat dengan iklan sebuah permen, manis, asem, asin, ramai rasanya, ya seperti itulah kurang lebih rasa yang timbul ketika membaca buku ini.

Menyitir istilah dari buku ini dalam salah satu babnya: Beberapa Pelajaran dari Anak Saya, mengapa harus membatasi dengan rasa manis, asam, pahit, asin? Mengejutkan. Benar, membaca buku ini memang mengejutkan. Seperti roller coster, naik dan turun, Mas Arie membawa saya untuk mengikuti tulisannya.

Dengan bahasa yang sederhana, Mas Arie berbagi kisah hidup dan pemikirannya. Saya diajak untuk tersenyum, trenyuh, terinspirasi, malu, merenung, sedih dan belajar melalui tulisannya secara bersamaan.

Setiap bab memiliki makna yang berbeda yang dipaparkan secara terpisah, tetapi menjadi satu kesatuan. Suatu pengalaman, perenungan serta ungkapan syukur tentang anugerah Tuhan yang luar biasa dalam kehidupan, suka maupun duka yang diceritakan begitu ringan, akan tetapi sarat makna.

Buku ini juga menunjukan ekspresi kasih penulis dari, untuk dan oleh keluarga, teman, komunitas dan tentu kepada Tuhan. Pembelajaran untuk memaknai hidup dan bersyukur atas kehidupan yang sudah diberikan, seperti mencatat hal-hal kecil yang menyenangkan, bukan hanya perkara-perkara besar atau hebat. Inspiratif...


Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Monday, May 17, 2010

Invictus


Out of the night that covers me,
Black as the pit from pole to pole,
I thank whatever gods may be
For my unconquerable soul.

In the fell clutch of circumstance
I have not winced nor cried aloud.
Under the bludgeonings of chance
My head is bloody, but unbowed.

Beyond this place of wrath and tears
Looms but the Horror of the shade,
And yet the menace of the years
Finds and shall find me unafraid.

It matters not how strait the gate,
How charged with punishments the scroll,
I am the master of my fate:
I am the captain of my soul.

(William Ernest Henley 23 August 1849 – 11 July 1903)

Judul puisi yang diadaptasi menjadi sebuah film diproduseri oleh Clint Eastwood dari sebuah buku karangan John Carlin berjudul Playing the Enemy: Nelson Mandela and the Game That Changed a Nation. Bercerita tentang kehidupan Nelson Mandela setelah ia menjabat menjadi presiden. Suka duka membangun kesatuan suatu negara melalui pertandingan olahraga rugby dalam Rugby World Cup 1995 yang diadakan di Afrika Selatan. Menumbuhkan kecintaan bangsa terhadap olahraga yang menjadi favorit minoritas di negara tersebut.

Invictus berarti tidak terkalahkan. Merupakan pernyataan keyakinan untuk tetap menjalani kehidupan tidak peduli pada kondisi atau lingkungan. Menggambarkan keadaan si pengarang, Henley yang pada saat itu terkungkung karena keterbatasan tubuhnya yang digerogoti oleh penyakit. Puisi ini menjadi inspirasi Mandela selama mendekam di dalam penjara selama 30 tahun untuk tetap memiliki semangat hidup.

Saya tersentuh dengan dua baris terakhir dari puisi tersebut: I am the master of my fate: I am the captain of my soul. Ya, semua kendali yang ada kembali pada diri kita sendiri. Karena hanya kita yang dapat mengusai pikiran dan tubuh kita, bukan orang lain. Hanya kita yang dapat menentukan kemana kita mau melangkah dan mengambil sebuah keputusan, tidak dipengaruhi dengan kondisi dan lingkungan.

Sama seperti keputusan Mandela melakukan sesuatu yang tidak biasa dan ditentang, tetapi tetap fokus pada tujuan akhir. Tidak menyerah pada dengan kondisi yang ada, dan tetap berserah pada yang kuasa. Tidak membiarkan orang lain mengendalikan kehidupan.
Tetapkan tujuan, jangan menyerah dengan keadaan dan tetap fokus meraih impian.

Tuesday, May 11, 2010

Greater Good

Kemarin malam saya menonton film seri tentang investigasi pembunuhan. Dalam salah satu scene film itu bercerita tentang pengorbanan seorang ayah yang rela dipenjara untuk menggantikan posisi sang anak yang ia kasihi.

Begitu sayangnya ia, sehingga rela menjadikan dirinya yang tidak bersalah menanggung kesalahan yang tidak ia perbuat. Dibuatnya cerita palsu, sehingga kesalahan dijatuhkan kepadanya, dan ia harus mendekam dalam bui selama 18 bulan.

Detektif yang menyelidiki kasusnya menemukan suatu kejanggalan. Maka sang ayahpun menjalani penyidikan. Pada awalnya ia menutupi apa yang telah terjadi. Akan tetapi akhirnya sang anak mengakui apa yang sebenarnya terjadi.
Ketika detektif yang melakukan penyelidikan menanyakan alasan ia mau melakukan itu semua, sang ayah menjawab karena ia ingin berbuat kebaikan yang lebih besar, greater good.

Apakah kita masih mau melakukan kebaikan untuk orang lain, bahkan sampai menanggung beban yang harusnya bukan menjadi tanggung jawab kita?
Tidak bereaksi pada saat orang memperlakukan kita dengan tidak layak?
Bahkan memberi diri untuk orang lain, tanpa berharap timbal balik?
Hanya melakukan kebaikan yang lebih besar, greater good.

Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Saturday, May 8, 2010

The Book of Eli


Sekedar interpretasi berbeda dari film dengan judul di atas yang sempat saya tonton beberapa waktu yang lalu...

Aku melintas kota-kota menuju barat
Sepanjang jalan kurasakan
dunia begitu sepi dan kejam
Terlalu sibuk dengan diri
Manusia membunuh manusia
Homo homini lupus

Aku merasa kehilangan kasih mula-mula
Dingin, sedingin tembok yang membentengi kota
Bagai mayat-mayat hidup berjalan tanpa ekspresi
Udara keegoisan begitu kuat berhembus

Aku berjalan mengejar tujuan
Aku memiliki pedoman yang pasti: Buku Kehidupan
Setiap saat kubuka dan kurenungkan siang dan malam
Aku membawanya dalam kehidupan
Begitu banyak yang telah dinyatakan

Bukan berarti perjalananku mulus
Sering kali aku jatuh dan tersandung
Terkadang aku diserang
Kejahatan mengikutiku setiap waktu
menghadang
Mengejar apa yang diinginkan, keselamatan dan perubahan

Aku tetap melangkah
Bukan dengan penglihatan
Bukan dengan perasaan
Aku melangkah dengan percaya

Aku berjalan mencapai tujuan
Aku memiliki semua pengetahuan dalam buku hidup
Melekat erat dalam pikiranku, dalam kepalaku
Akan tetapi aku tidak berbuat apa-apa

Semua menjadi kesia-siaan
Mengerti tanpa perbuatan
Aku terlalu fokus
Aku melupakan proses
Aku harus membagikannya

Di tempat terakhir aku berlabuh
Segala kekuatan dan ketahananku sirna
Tubuhku melemah, tetapi semangatku tetap menyala

Kutuangkan semua yang ada dalam kepalaku
Kubagikan apa yang kudapatkan
Aku harus mengakhiri semua

Ia melangkah mengejar panggilan
Kembali pada kehidupannya mula-mula
Membagikan kabar dari Buku Kehidupan

Aku telah selesai

Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Tuesday, April 27, 2010

Mengunjungi Tetangga Sebelah Part II : Departure

Morning JC
Morning all...
Time to goin around!
Still with Soli Deo

19 April 2010
07:00 Breakfast
Mata masih agak-agak sepet, turun ke lantai 4 tersedia berbagai pilihan sarapan sereal, salad, juice, screamble eggs, bread pudding, buah, bread, jam and butter. Sengaja mengenyangkan perut coz it will be a long long trip...

08:00 City Tour
Selesai breakfast, langsung meluncur turun ke bus buat keliling kota. Ditemani dgn Melvin, supir bus ma Reza tour guide dadakan Soli Deo, start dari Hotel Raffles, trus Supreme Court, Fullerton Bridge, Merlion, Esplanade, China Town, Clarke Quay dan berakhir dengan menyusuri Orchard Road. Kayaknya gak seru kalau hanya dilukiskan lewat kata-kata. So sebagian perjalanan city tour ini sudah diupload di gallery foto, tinggal diliat aja... He he he

11:30 Back to YMCA
It's free time... Change plan B, niy, setelah plan ke Sentosa gagal: Belanja belanji @ Orchard Road. Sister and Brother time... Me and Rildi memisahkan diri dari rombongan. Tujuan pertama, Bugis Street, sebangsa Mangdu di Jakarta. Ditempuh dengan berjalan kaki dari penginapan. Jalanan yang serba teratur serta pedestarian yang lebar membuat kita menikmati setiap langkah kaki. Tanpa terasa sudah tiba di tempat tujuan. Scanning dan screening barang only.

Dari situ kami beralih ke Bras Basah, kompleks pertokoan yang didominasi dengan percetakan, toko buku, toko lukis dan toko seni. Di kompleks ini toko buku menerima buku atau majalah bekas dan menjualnya kembali dengan harga murah dan miring, sekitar SGD 1 - 3.5.

Lelah berjalan kami beristirahat sejenak dan mengisi perut di foodcourt yang menjual makanan dengan paket hemat. Pilihan 1 meat and 1 vegetable atau 1 meat 2 vegetable atau 2 meat 3 vegetable. Menu tersebut dapat diperoleh dengan harga antara SGD 2.8 - 3.8 sudah termasuk nasi.

Setelah mengisi tangki perut, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri Orchard Road. Dari Bras Basah ke stasiun MRT terdekat, tujuan ke stasiun Wisma Atria. Long long journey mall to mall, dari Far East Mall, Takashimaya sampai Ngee Ann. Dari sebelah kiri jalan sampai sebelah kanan jalan kami susuri.

22:00 Back to YMCA
Kelelahan amat sangat, terutama pada kaki mengakibatkan saya menyerah pulang ke penginapan. Kalau boleh dicopot, mending kakinya dicopot, dech. Kursi refleksi di penginapan seharga SGD 1 selama 15 menit, sedikit menyamankan kaki dan badan. Mandi air hangat, packing dan siap-siap untuk tidur. Teman-teman sekamar saya ternyata juga belum kembali.

23:00 Pintu kamar diketuk, rupanya teman-teman sekamar Neni dan Nadya yang kelelahan berjalan dari Mustafa. Kami bertukar cerita sebentar.
Tak lama kemudian, pintu kamar kembali diketuk, ternyata adik mengajak saya berjalan-jalan kembali. Separuh mengantuk, ajakan tidak ditampik. Ada dua hal yang belum saya coba, naik bus umum dan taksi.

23:15 Berjalan ke arah halte bus. Kami melihat jadwal bus dan menentukan arah tujuan. Rencananya berkeliling kota dengan bus.

Ternyata kartu MRT adalah kartu multifungsi yang dapat digunakan untuk ongkos bus juga. Karena tidak membawa kartu tersebut, saya mau tidak mau harus membayar SGD 1 - 2 setiap naik dan harus menyediakan uang pas karena tidak ada kembalian. Inga-inga...

00:50 Kami turun di Somerset dan melanjutkan ke daerah Tomplinson untuk mencari halte terdekat di depan Hotel Regent. Bus terakhir 00:39, uupppsss... kami tertinggal.
Mau tidak mau kami berjalan kaki kembali dan melewati lokasi hiburan malam tidak jauh dari Hard Rock. Kali ini taksi menjadi pilihan kami kembali ke penginapan. Jarak tempuh sekitar 10 menit dengan biaya SGD 5. Really spend last night in Singapore.

20 April 2010
10:00 Breakfast at Y-Caffee
11:00 Preparation to go to Changi Airport
Yes, we're going back to Jakarta again...
Menimbang koper ditimbangan yang tersedia di penginapan, kalau-kalau overweight karena penuh dengan belanjaan. Achhh, masih jauh dari batas ketentuan... Amannnn.
11:30 Arrived @ Changi Airport Terminal 1
Masih menyempatkan untuk berbelanja dan menukarkan uang di money changer sebelum kembali. Last shopping...
14:25 Boarding Time at gate 48
14:45 Take off, bye bye Singapore, see yaa next time
15:15 Jakarta here I come
Welcome home...


Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Friday, April 23, 2010

Mengunjungi Tetangga Sebelah Part I: Arrival

Akhirnya berangkat juga...
Perjalanan 2 hari 3 malam bersama Soli Deo Gloria Family Choir.

18 April 2010
03:00 hp berdering, wake up call dari Tante Anneke. Padahal gak tidur tuch, masih packing. Cek dan ricek, tiket, paspor, baju, partitur, dan sepatu. Ready to go with 1 small suitcase and back pack.

04:00 jemput Reza di rumah, trus meluncur ke bandara. Nyempetin tidur, niy. Masa nyampe sana ngantuk? Gak seru...

04:45 tinggalin mobil diparkiran bandara SuTa, biar pulangnya gampang

05:00 terminal 2D counter 31, check in sekalian ngurus free fiskal, tinggal tunjukin NPWP aja. Lumajan hemat Rp2.5juta... Anggota yang lain sudah mulai berdatangan dan ikutan cek in.

06:35 boarding time...

07:15 flying with A320
Ladies and Gentlemen this is Miss SD speaking, it takes 1.5 hours until we arrived at Changi Airport. Singapore is one hour faster than Jakarta. Nyambung tidur lagi, ach...

10:15 arrived @ Changi Airport Langsung cari atm buat tuker uang. Gak taunya gak berfungsi! Untung bawa cash juga, jadi bisa dituker di money changer bandara.

10:20 menuju bus yang membawa rombongan ke penginapan. Oh ya, kebagian tugas ma Mara ngitung. 41 orang, passss... Sebelum itu, foto dulu, dungsss. Cheers :)

10:30 Orchard Road # 1 YMCA International Hostel
Segitu supirnya wong Singapur, tetep aja nyasar ke YWCA he he he belakang-belakangan, siy... Beti memang, beda tipis antara huruf M dan W.

11:30 Lunch time
Sekaligus nunggu pembagian kunci kamar di Y Terass. Sekamar sama Neny ma Nadya.

15:00 Pembagian kamar
Efek abu Eslandia ternyata nyampe juga di sini. Ditutupnya sebagian bandara di Eropa karena abu tersebut membuat turis Eropa harus memperpanjang waktu tinggalnya, so yang seharusnya check out, jadi gak jadi. Yang ada qta harus nunggu lumayan lama untuk bisa dapet kamar. Nasib ya nasib... Tapi foto-foto teutep yaaa...

16:30 going to Orchard Road Presbyterian Church, jalan kaki aja soalnya sebelahan gedung.

17:00 Singing preparation.
Kita diminta incharge di seluruh kebaktian. Jadi ada persiapan tambahan, lagu yang sudah dipersiapkan plus liturgi. Baca buku hymnenya pake not balok, euy... Sedikit nervous, siy. Cincaylah.

18:00 Sunday Service
These are our songs to You, Lord. We would like to glorify and honour You with all our heart. There's None Like You, Lord. We put our life On Eagle's Wings. Take us higher, oh Precious Lord, Take My Hand. I'm nothing without You. Yes, He chose me because, He Loved Me.

19:30 fellowship with congregation after service. Ada snack and home made gift

20:30 back to YMCA ganti baju. Next plan going to Little India dijemput bus. Oow, Oom Arnold ma Tante Ning terpaksa ditinggal bus... Agak-agak strick memang. Maklum, waktunya pendek dan supirnya gak toleran kayak PPD dan Metromini. Ini Singapur, Bung, bukan Jakarta...

21:00 dinner @ Little India
Orang-orang India tumpah ruah di jalanan. Kirain ada acara khusus. Ternyata setiap hari libur mereka memiliki kebiasaan untuk bersosialisasi dengan sesamanya di tempat-tempat umum seperti mall.

Cari makan malam, sepanjang jalan didominasi makanan India. Ya iyalah, namanya juga Little India.
Pesan Naan, roti seperti pizza khas India seharga SGD 3 - 3.5. Tandoori Chicken SGD 6, Nasi Biryani SGD 12, standar makanan tuch. Minumnya ice tea sekitar SGD 2 atau bisa pesen Lassy, yoghurt susu kambing seharga SGD 4 tersedia dengan beberapa rasa seperti mangga, strawberry atau plain.

21:30 Perburuan coklat di mulai
Berak-rak coklat berbagai harga dan merk tersedia di Mustafa. Tinggal pilih dan ambil sesuai keinginan atau sesuai pesanan. Surganya pencinta coklat.

23:30 kumpul di titik kumpul, back to hotel, istirahat
Nyempetin mampir di Kopitiam bareng ma Rio, Vani, Nona, Handy, Reza dan Rildi. Hang out bentar, padahal mata udah mulai gak bisa diajak kompromi.

00:30 back to room 822
Besok kudu bangun pagi, niy... Oaaahhmmm.
Good night... TQ JC
Lanjut besok,yaaa...
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

City Tour 3 Hours with Soli Deo Gloria Family Choir

Ini ada oleh-oleh dari tetangga sebelah yang super bersih dan teratur.
Hasil round-round nanggap dari BB yang akhirnya hang kepenuhan memory.

Teman: Makanya punya kamera, dungss...
Saya : Abis, gimana yach? Biasa narsis, siy... He he he

Just enjoy it...



Monday, April 12, 2010

From Wilderness into The Promise Land

Aku berjalan melintasi padang gurun. Kelihatannya gersang dan panas. Aku pikir, aku pasti kehausan dan kepanasan. Pada kenyataannya, gak seburuk dan separah yang aku duga. Segala sesuatunya cukup. Aku diberikan cukup makanan dan tentu saja cukup air. Pada waktu siang, aku dilindungi dengan awan, sehingga teriknya matahari tidak sampai merusak kulitku. Pada waktu malam, aku ditemani api, sehingga akupun tidak kedinginan ataupun kegelapan. Setiap yang aku perlukan dicukupkan.

Aku berdiri di kejauhan dan menggunakan kekerku, wow, aku melihat suatu tanah yang subur, berlimpah. Apa yang aku inginkan, semua ada disana. Mention it, you will get it, directly. Menggiurkan!
Membayangkan segala sesuatu yang kuinginkan pasti terpenuhi.

Akankah aku tiba disana? Aku mau lebih, tidak hanya cukup. Bukan berarti aku tidak puas dan tidak bersyukur dengan apa yang ada, tetapi karena aku tau aku berhak mendapatkannya.
Ya, aku berhak...

Aku hanya bisa bersyukur dan bersukacita dengan apa yang aku miliki saat ini. Tidak mengeluh ataupun bersungut-sungut dengan keadaan.

Aku berjalan melintasi padang gurun, dimana semua dicukupkan tetapi apa yang kuinginkan tidak kudapatkan.
Aku memasuki gerbang tanah perjanjian, dimana apa yang menjadi keinginan hatiku semuanya dipenuhi...

Apa yang akan engkau pilih? Padang gurun atau tanah perjanjian?
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Thursday, April 1, 2010

Inspired by Hachiko's Story


Mengharukan dan menyentuh hati, ketika saya menonton film ini. Base on true story dari seorang profesor di Jepang yang diHollywoodkan... Di Jepang sendiri, kisah ini dijadikan monumen di salah satu stasiun kereta.

Anjing adalah makhluk yang setia. Mampukah kita menjaga kesetiaan seperti seekor Hatchi terhadap tuannya? Tanpa memedulikan situasi apapun baik hujan, panas, badai, salju ia tetap saja menantikan tuannya, bahkan sampai maut memisahkan, tetap tak tergantikan.

Sama seperti kesetiaan yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Tidak lekang oleh waktu, tidak pernah berubah, dulu, sekarang, sampai selama-lamanya.
Mampukah?

Penasaran? Mending nonton filmnya. Ha ha ha, iklan banget,yaa...
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Wednesday, March 31, 2010

Suatu Siang di Kelapa Gading

Perjalanan ditengah Minggu siang yang terik setelah ibadah, bersama seorang teman dan ibunya. Berkeliling menjauhi daerah Selatan Jakarta yang biasanya menjadi tempat pilihan untuk makan siang.

Menyusuri sepanjang Jl.. Boulevard Kelapa Gading yang terkenal dengan keragaman makanannya, tinggal sebut dan cari, pasti ada. Dari halal sampai tidak halal.

Seketika sang bunda teringat akan makanan dari Sulawesi Selatan, dan melontarkan idenya. Bertepatan dengan itu, kami melewati sederetan rumah makan Makasar. RM Pelangi menjadi tujuan akhir perut yang lapar.

Menu pesanan: Nasi Merah, Mie Garing, Mie Bakar dan Es Palu Butung.
Sambil menunggu, putu ambon, pastel dan kroket menemani.

Nasi merah, berwarna merah tentunya dari saos tomat, dengan taburan daging ayam dan sosis serta acar, menggugah selera.

Dilanjutkan dengan Mie Kering, seperti bihun yang kaku dan disiram kuah, menimbulkan suara kriuk-kriuk renyah. Mengingatkan pada makanan masa kecil, mammie.

Kemudian Mie Seafood Bakar, dengan bahan dasar yang sama dengan mie kering, hanya saja lebih lembut, karena sedikit berkuah dengan daging seafood yang melimpah.

Ditutup dengan Es Palu Butung, pisang dengan bubur sumsum yang diberi sirop merah dan es, menyegarkan suasana siang yang terik.

Sambil menikmati hidangan, ditemani dengan hiburan live dari pengamen di depan pelataran.

Dompet Keluar
Mie Kering : Rp 24.000
Mie Seafood Bakar : Rp 26.000
Nasi Merah : Rp 19.000
Es Palu Butung : Rp 12.000
Camilan : @ Rp 3000

Little Tips
Porsi makanan disajikan dalam bentuk yang cukup besar, bisa share untuk 2-3 orang
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Tuesday, March 30, 2010

It's About Love

Dikirimkan oleh seorang teman melalui BBM

‎​Seseorang yang mencintai kamu
Tidak bisa memberi alasan Mengapa ia mencintaimu.
Dia Hanya tau, di mata dia...kamulah satu-satunya

Seseorang yang mencintai kamu
Sebenarnya Selalu membuatmu marah/gila/jengkel/stress...
Tapi ia tidak pernah tau hal bodoh apa yang sudah ia lakukan
Karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu.

Seseorang yang mencintai kamu
Jarang memujimu,tetapi di dalam hatinya kamu adalah yang terbaik,
Hanya itu yang ia tau

Seseorang yang mencintai kamu
akan marah" atau mengeluh jika kamu tidak membalas pesannya atau tlpnya
Karena ia peduli dan tidak ingin sesuatu terjadi pada kamu

Seseorang yang mencintai kamu
Hanya menjatuhkan airmatanya dihadapanmu, dan
ketika kamu mencoba menghapus airmatanya..
Kamu telah menyentuh Hatinya
Dimana hatinya selalu berdegup/berdenyut/bergetar untuk kamu,

Seseorang yang mencintai kamu
Akan mengingat setiap kata yang kamu ucapkan
Bahkan yang tidak sengaja dan ia akan selalu menggunakan kata2 itu tepat waktunya

Seseorang yang mencintai kamu
Tidak akan memberikan janji apapun dengan mudah
Karena ia tidak mau mengingkari janjinya
Ia ingin kamu untuk mempercayainya
dan ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia dan aman Selama-lamanya

Seseorang yang mencintai kamu
Mungkin tidak bisa mengingat kejadian/kesempatan istimewa
Seperti perayaan Hari ulang tahunmu....
Tapi ia tahu bahwa setiap detik yang ia lalui
Ia mencintai kamu, tidak peduli hari apakah ini....

Pernahkah kamu mencintai seperti itu ???

Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Percakapan Pagi

Mencuri dengar sebuah percakapan seorang ibu dengan hpnya di omprengan.

Percakapan I

Dering hp berbunyi, ibu mengangkat teleponnya

Ibu : Kenapa sih, ini? Apaaa? Kamu kenapa tidak mau sekolah? Kenapa tidak bilang kalau hari ini harus membawa baju olahraga?

Asumsi saya: Sang ibu menerima telepon dari anaknya yang tidak mau masuk sekolah

Tak lama percakapan usai, sang ibu mematikan hpnya dan memutar sebuah nomor.

Percakapan II

Ibu : Halo? Dengan Ibu XXX? Saya mamanya Arya, hari ini anak saya tidak masuk karena sedang tidak enak badan. Ehmm ngambek sepertinya. Apakah ada pelajaran penting, hari ini?

(Suara menjawab dari hp)

Ibu: Ooo, ada matematika. Saya, minta izin,ya, Bu. Baik, terima kasih, selamat pagi.

Asumsi saya: Si ibu menelepon guru sekolah sang anak dan meminta izin kalau sang anak tidak masuk sekolah

Sekelumit dari pikiran saya menari-nari

Memangnya ada pelajaran yang tidak penting,ya? Seberapa sederhananya pelajaran itu, tetap saja memberi arti, bukan?

Begitu mudahnya sebuah excuse keluar tanpa alasan yang kuat...

Thursday, March 18, 2010

Sapaan Pagi

Happiness is a choice not a feeling.
Would you like to take a choice or a feeling?
Again, it's up to u...