Wednesday, December 25, 2013

Artphoria 2013

Baru menyempatkan diri atau lebih tepatnya sengaja nyempetin untuk datang ke Artphoria ini, setelah berhasil membujuk misua supaya mau ikutan. Maksudnya biar skalian motoin hi hi hi. 

Artphoria merupakan event seni yang digelar sejak 14 Desember 2013 - 26 Desember 2013, melibatkan pelukis internasional dan nasional. Kurt Wenner, Rotua Magdalena, Zaki Arifin, dll.

Salah satu pelukis adalah Kurt Wenner, street art artis dengan spesialisasi 3D Chalk Drawings yang karyanya sudah melanglang buana di hampir 33 negara. Kali ini gak tanggung-tanggung dia menampilkan 11 gambar. Beberapa hasil karyanya bisa dinikmati dari hasil kompilasi di bawah ini.

Selamat Menikmati!

Eniwei, untuk bisa menikmati secara langsung, feel free to come to Lotte Avenue Mall di daerah Kuningan. HTM Rp 75.000 weekday orang dewasa. Harga beda untuk weekend, anak-anak dan rombongan. Jadwal lengkap bisa dilihat di www.thisisartphoria.com karena ada event lain seperti communities  creative.

Buat saya pribadi, event ini benar-benar seru dan menarik. Imajinasi saya bermain di setiap perpindahan lukisan. Kita diajak untuk berdiri di ketinggian, dikejar-kejar naga, terbang dan memacu adrenalin dengan balap kuda. Yang pastinya kudu narsis dan berani malu hi hi hi. 


Late Post Really Really Late Post: The Other Angle of Jakarta

Spesial dateng ke pameran lukisan? Udah lamaaaaaa enggak. Nah, temen saya yang biasa saya panggil K Magda, yang nota bene memang seorang pelukis, mengajak saya untuk hadir di pembukaan pamerannya, tepat di ulang tahun Jakarta, 22 Juni 2013.



Oh ya, gak sekedar pameran saja, pembukaan pameran tersebut disemarakkan dengan pertunjukan tari, nyanyi, mural serta mini bazar barang-barang etnik. Gak ketinggalan juga makanan dan minuman daerah Betawi seperti ketoprak dan bir pletok juga hadir di acara ini.





Thanks ya, K Magda. Really enjoy this event... 

22.06.2013 @ Rumah Jawa - Kemang





Lukisan karya: Rotua Magdalena P. Agung
Photo courtesy princess q using ipad



Wednesday, April 17, 2013

Princess Q Goes to Korea - Day 1

Memang paling enak kalau pergi tinggal bawa diri, baju dan uang secukupnya buat jajan :)
Kesempatan ini adalah bagian dari reward perusahaan di tempat saya bekerja atas pencapaian di tahun 2012. Kami dibagi menjadi dua kelompok keberangkatan. Saya termasuk dalam kelompok pertama bersama 83 teman yang lain. Dijadwalkan keberangkatan pada tanggal 19 Maret 2013 - 23 Maret 2013.

Persiapan-persiapan kecil dilakukan, maklum berdasarkan informasi dari penyelenggara paket wisata pada saat briefing, tempat tujuan berbeda dengan iklim Indonesia yang notabene tropis, hanya mengenal dua musim yaitu hujan dan panas. Kondisi cuaca di Korea masih di bawah 10 derajat celcius, bahkan bisa mencapai minus.

19 Maret 2013 20:30, Bandara Soeta
Rombongan berkumpul di depan gamelan bandara Soekarno-Hatta terminal 2F untuk di data oleh tour leader masing-masing, diberikan kelengkapan keberangkatan dan sekaligus mengurus bagasi.

23:30 rombongan dan tentu saja saya, memasuki kabin pesawat, menyimpan hand carry, duduk manis dengan mengencangkan sabuk pengaman. Burung besi membawa saya terbang melintasi awan dan mendarat di Incheon International Airport International Korea Selatan 8 jam kemudian. Tertidur, terbangun, tertidur dan terbangun lagi, rasanya gak sabar menunggu tiba.

20 Maret 2013 08:30 (GMT+9), arrived at Incheon Intenational Airport

Terjadi kehebohan kecil saat tiba di bandara Incheon. Hampir sebagian besar toilet wanita penuh oleh rombongan kami yang berganti pakaian dan tentu saja bebersih dan berdandan. Motto para wanita: gak mandi gak masyalah, yang penting teutep eksis dan  narsisss... Hi hi hi...

Setelah selesai bebersih, rombongan dipandu oleh pemandu wisata lokal yang bisa berbahasa Indonesia untuk naik ke bus masing-masing. Bus C, bus yang saya naiki dipandu oleh Alex.

Annyeonghaseyo!

Tujuan pertama, Imjingak Park. Terletak di provinsi Gyeonggi-do, perjalanan dari Incheon ke Imjingak memerlukan waktu sekitar 1 jam. Imjingak Park adalah monumen peringatan untuk menyatakan perang Korea. Di Imjingak Park terdapat kolam persatuan, kereta api, jembatan dan genta perdamaian. 




Dari Imjingak Park kami pergi ke wilayah Chuncheon, Nami Island, yang terkenal karena film Winter Sonata. Sebelum tiba di Nami Island, kami mampir makan siang di restoran yang menyajikan sup tahu jamur. Perjalanan ke Nami Island ditempuh dalam waktu 2 jam. Kami tiba menjelang sore di tempat parkir bus dan langsung diberikan tiket masuk kesana.

Nami Island sendiri adalah pulau buatan yang didirikan untuk menghormati Jendral Nami yang meninggal karena menerima tuduhan palsu pada masa pemerintahan raja Sejo dari dinasti Joseon. Untuk sampai ke Nami Island hanya ditempuh dengan menyebrangi sungai menggunakan feri yang tersedia setiap 5 menit sekali.


Wooowww, itu perkataan pertama saya ketika tiba di sana. Nami Island begitu indah, dengan pepohonan yang tinggi menjulang di kiri dan kanan. Saya sampai terlolong-lolong dan tak henti-hentinya mengucap syukur. Cuaca sore itu cukup cerah, matahari bersinar meskipun semakin sore suhu udara mulai berangsur-angsur berubah, sampai mencapai minus 3 derajat! Brrrr, setiap kali saya berkata-kata, ada asap mengikuti...

Saya berharap-harap cemas untuk bisa mendapatkan salju di pulau ini, dan tiba-tiba angin berhembus disertai dengan butiran-butiran salju. Agghhhh... Akhirnya merasakan dan menyentuh salju juga walau sedikit. This is my first time to see snow (noraknya munculll) Amazinglah... Seteguk Soju (minuman khas Korea) mampu menghangatkan badan dan menghilangkan kedinginan saya saat berjalan-jalan.


Pk 18:00 waktu setempat kami bertemu di restoran untuk makan malam dengan makanan yang terkenal di Nami Island, Chicken BBQ. Ditemani dengan nasi putih yang pulen dan kimchi (acar khas Korea), kenyang sangat... Setelah itu kami naik feri yang membawa kami kembali ke bus untuk pulang beristirahat di Best Western Guro Hotel.

Saya masuk ke kamar, menaruh koper dan kemudian bersama dengan teman kamar kembali turun ke lobby untuk window shopping sebentar di sekitar hotel. Gak tahan dengan udara yang semakin dingin dan angin yang bertiup meskipun kami sudah menggunakan jaket dan sarung tangan, kami melangkah kembali ke hotel.

Fhiiiiuuuhhh.... perjalanan panjang melelahkan sekaligus menyenangkan...
Next day trip : Seoul Tower & Everland here I comeeee...



Saturday, February 16, 2013

Celebrating The Life of My Father



Peringatan bagi pembaca, ini bukan foto narsis, sekali lagi, bukan
Tapi kalopun narsis, sayapun punya hak, lha wong ini blog punya saya he he he...

Teman, coba lihat foto ini sebentar. 
Ini foto pernikahan saya, 24 November 2012. 
Cantiknya sayaaa (nah, ini baru narsis) dan gagahnya pria di samping saya... 
Who's that guy actually? Yesssss, this is my beloved father. 
Seseorang yang gak neko-neko, punya toleransi yang sangat besar, big heart, smart dan perencana ulung. Kelihatan gak, usianya sudah kepala 6? Stay young and keep young, yach?.
Ia menggamit lengan saya, menuntun saya sampai di depan altar, menghantar saya bertemu dengan pujaan hati dan melepaskan saya untuk dipersatukan dihadapan Tuhan. Semoga selalu sehat dan baik-baik saja, katanya.
Akhirnya putri satu-satunya menikah jugaaaa... 
Tarik nafas legaaa.... Phiuuuhhhh heh hehhhh



Teman, untuk segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk bersuka, ada waktu untuk berduka. 24 Januari 2013, saya harus menghantar Papa pergi untuk selamanya. Tepat dua bulan... Begitu cepat, tidak disangka-sangka terjadi. Hari itu pk 11 saya masih bercengkrama dengannya, pk 13:25 ia pergi untuk selamanya.
Hidup ini memang singkat. Kita tidak tahu kapan kita akan dipanggil olehNya, dengan cara apa dan bagaimana. Saat kematian menjemput, selesai sudah pertandingan hidup seseorang. Yang tertinggal hanyalah kenangan yang ada di dalam hati masing-masing orang yang ditinggalkan.


Saya boleh bersyukur dalam situasi seperti ini sekalipun, saya tetap dapat merasakan bahwa Tuhan itu selalu baik. Betapa saya diizinkan punya 1 tahun istimewa bersama Papa, berbagi bersama dengannya. Ngobrol, jalan-jalan, makan, bercanda, berdiskusi, bercengkrama dan lain-lain. Bukan berarti tahun-tahun sebelumnya tidak, tapi satu tahun terakhir adalah tahun yang berbeda.  
2012 adalah tahun pemulihan hubungan saya dan Papa. Apa yang terjadi di belakang itu, tergantikan. Saya boleh merasakan kasih Tuhan yang begitu nyata dan diberikan kesempatan untuk mengekspresikan rasa terima kasih dan sayang secara langsung kepadanya. 

Melihat anak-anaknya berhasil baik dalam pekerjaan, mengantar anak-anak hidup berkeluarga, punya cucu laki-laki pertama penerus klan Jayanegara tentunya, anak-anak yang full support, bisa jalan-jalan kemana saja Papa suka, bertemu dengan teman lama, berkumpul dengan keluarga, what else? Hidup Papa benar-benar tanpa beban dan happy. Bahkan diakhir hidupnya, saya masih melihat kebahagiaan yang terpancar, sisa itu juga yang ia bawa dalam tidur abadinya.

Saya boleh mengenal seorang Achmad Syafril Jayanegara, orang yang saya hormati, dan kagumi, sekaligus saya sayangi.... 
Saya bangga memiliki beliau. Tanpa beliau, tanpa mama Ditty, saya tentunya gak bakal ada. Bersama beliau saya boleh belajar untuk berbesar hati, bertenggang rasa, mandiri, rendah hati, tenang dan selalu bersyukur dengan segala yang ada. 

Teman, rasanya seperti dia sedang bepergian keluar kota saja, tetapi kali ini dia gak akan kembali pulang ke rumah mencari, menelepon, bbm atau sms saya lagi. Dia pergi tak kembali.
Saya sayang Papa, tapi ternyata Tuhan lebih sayang...
Beristirahatlah dengan damai Papa Syafril.
Suatu saat kami pasti akan bertemu kembali di awan-awan surga. 
Saya tau engkau sudah bersama denganNya...
Biarlah kenangan indah akan Papa Syafril selalu lekang dalam ingatan walau kini terpisah raga.

Di balik kesedihan, saya percaya Tuhan selalu punya rencana indah untuk keluarga yang ditinggalkan. Ada berkat-berkat yang dilepaskan, ada pintu-pintu yang terbuka bagi anak-anak yang ditinggalkan. WaktuNya selalu tepat, rancanganNya gak membawa kita pada rancangan kecelakaan karena selalu ada pelangi setelah hujan...
Karena Allah sumber kekuatanku, sukacitaku, Ia yang mengubah ratapanku menjadi tarian.


(In memoriam Achmad Syafril Jayanegara 3 April 1951 - 24 Januari 2013)
photo courtesy Princes Q taken by Oom Edje's camera

Tuesday, January 22, 2013

Zenbu House of Mozaru

Setelah berputar-putar dari lantai ke lantai di Mall Kota Kasablanka, akhirnya kami memutuskan untuk makan di Zenbu, Japanese food. Sesuai dengan arti namanya Zenbu yaitu lengkap, sajian makanan Jepangnya tersaji lengkap: ada sushi (ini kudu buat saya dan suami kalau ke resto Jepang), mie ramen dan udon, sashimi dan tentu saja mozaru, sejenis pasta Jepang disajikan dengan topping keju, donbury, tepanyaki serta nasi bersalut telur dadar (hmmm apa nama Jepangnya, yach?). Sementara untuk minuman ada smoothies, juice, teh, serta es krim.

Kami duduk di area smoking karena viewnya gak ke mall tetapi menghadap ke Jl. Casablanca, jadi bisa melihat mobil-mobil bersliweran. Tersedia juga ruangan non smoking di dalam. Ruangan didesign dengan open kitchen, yang dibatasi dengan kaca, memungkinkan pengunjung untuk melihat langsung pembuatan makanan. Meja makan terbuat dari potongan-potongan kayu yang digabung menjadi satu, cukup unik. 

Yang menariknya setiap makanan dalam buku menu dicantumkan jumlah kalori yang terkandung di dalamnya. So buat yang lagi dan pingin diet bisa pilih makanan sesuai dengan kebutuhan kalorinya :) 


Menu yang jadi pilihan kami:
Tobiko Tofu tahu dengan mayonaise serta keju dihias dengan telur ikan, yummySalmon Salad + Ramen yang ini dominan ramennya dari salmon, campuran timun jepang, irisan jahe dan so far rasanya enak 
Sashimi Zenbu (variasi salmon,octopus, tuna dan kakap) Nigiri Zenbu (variasi salmon, egg, belut, tuna, crab dan udang), bener-bener fresh jadi masih berasa manis dagingnya. 
Red Dragon fussion sushi campuran antara salmon, crab, timun dihias dengan tobiko dan mayonaise, crunchyy...

Dompet keluar antara Rp 20.000 - Rp 65.000 per porsi 

photo courtesy: Princess Q via Ipod