Saturday, September 26, 2015

Pursue Your Passion

Sabtu minggu lalu, saya mengikuti pertemuan komunitas wanita SWAN dengan tema Wonderwoman.

Ahaaa, bukan berarti kami menggunakan baju minim berwarna biru, merah atau putih, yaaa. Mewakili tema wonder woman, masing-masing kami yang hadir diberikan mahkota emas.


Karena aktivitas yang padat pada hari itu, dengan sangat terpaksa, saya baru bisa join ketika  diskusi kelompok. Itupun diskusi sudah setengah berjalan. So sedikit terbengong-bengonglah saya, ketika ditanyain, what is your biggest dream or passion? Something you do longtime ago but because of something you stop to do but you wanna do it or you miss to do it again...

Setelah menyimak sharing dari beberapa teman dalam kelompok, tibalah giliran saya. Hmmm share apa yaa? Ting ting voila! Saya teringat dengan piano. Begini ceritanya.

Waktu aku kecil sekitar 5 tahunan mama ngajarin aku main piano. Aku ingat diajarin lagu Chop Stick dan Boneka Abdi. Oh iya, mama juga ngajarin aku kunci-kunci sederhana. Setelah itu, aku sudah bisa bermain lagu anak-anak sendiri. Hampir tiap hari, tiada hari tanpa piano. Kelas dua SD aku diikutkan les privat dari sebuah sekolah musik di kawasan Rawasari Jakarta. Dan tentu saja mulai ikut konser kecil yang diadakan dari sekolah musik itu. Sayangnya saat kami pindah rumah, les dihentikan karena jarak terlalu jauh. Akan tetapi tidak menutup keinginanku untuk bermain dan berlatih piano sendiri di rumah.

Aku berhenti total bermain piano ketika kuliah di luar kota. Berhubung tidak ada sarana untuk berlatih, dan aktivitas kemahasiswaan yang cukup menyita waktu, perlahan-lahan intensitas bermain piano semakin berkurang. Jika ada, hanya sebatas main band di kampus. Itupun bisa dihitung dengan hari.
Dan semua berlanjut sampai lulus kuliah dan bekerja. Seakan terkubur jauh entah kemana.

Diawal tahun 2015 aku dan suami diminta untuk menempati rumah peninggalan orang tua. Guest what? Aku dipertemukan kembali dengan piano lamaku....
Suaranya masih tetap nyaring, walau perlu perbaikan sana sini. Menyenangkan. Tapi, again karena kesibukan kadang dia ditinggalkan berdebu tanpa disentuh dan dimainkan.

20 tahun ya 20 tahun...
Sungguh menggelitik jiwa untuk bisa kembali menekuni main piano. Berkelebat dalam pikiran untuk mulai belajar lagi. At least pianonya dibenerin dulu, trus ambil les atau sebangsanya will become my next to do list... Kan kalau sudah lancar lagi, bisa ngajar juga.

Keinginan hanya menjadi sebatas keinginan kalau tidak diwujudkan, sampai pada pertemuan ini. Menarik semua pikiran saya untuk kembali mengejar sesuatu yang saya kira hilang, akan tetapi lekang oleh waktu.

Diakhir acara kami diminta untuk mewujudkan keinginan terpendam tersebut menggunakan lilin malam sebagai langkah profetik...


Yusuf, Daniel, Samuel bahkan Maria adalah orang-orang pilihan Tuhan yang diberikan mimpi dan mengambil langkah untuk mewujudkannya. It means gak ada alasan buat saya untuk membiarkan apa yang menjadi keinginan di masa kecil berlalu begitu saja. 


Berdiam diri sejenak

Think about your passion 


Pursue it