Saturday, December 31, 2011

A Day Before 2012


Aku hanya ingin bersyukur untuk hari yang sudah Ia berikan
Setiap menit, detik dan jam yang begitu berarti
Setiap nafas kehidupan yang Ia hembuskan di pagi hari
Setiap kekuatan dan berkat yang menyertai setiap saat
PenyertaanNya dalam kehidupanku baik suka maupun duka
Menjadikan semua yang kujalani begitu bermakna

Aku hanya ingin bersyukur untuk hari yang sudah Ia berikan
Untuk orang-orang yang ada dalam kehidupanku: keluarga, teman, musuh sekalipun
Ada tawa, canda, air mata, semua bercampur jadi satu
Aku merasakan kasihMu yang begitu nyata
Mengalir dalam satu cerita yang tak lekang oleh waktu
Bersama mereka aku melewati waktu dengan penuh warna

Aku hanya ingin bersyukur untuk hari yang sudah Ia berikan
Aku hanya ingin bersyukur untuk minggu yang sudah Ia berikan
Aku hanya ingin bersyukur untuk bulan yang sudah Ia berikan

31 Desember 2011

Aku hanya bisa mengingat kembali apa yang sudah Ia berikan sepanjang tahun 2011
Tentang aku, keluargaku, pekerjaanku, teman-temanku, pelayananku, hubunganku, semuanya...
Tak ada sedikitpun keraguan, karena Ia ada bersamaku, berjalan denganku,
Ia pula yang menopang aku kala aku terjatuh,
Ia juga yang mencukupkan dan mengerti segala kebutuhan dan keinginanku.

Dan kembali, aku hanya bisa mengucap syukur
Karena apa yang sudah Ia berikan sungguh luar biasa
















































































































































































































































































































































Saturday, September 24, 2011

Be Still

Manusia bukanlah produk murahan yang diciptakan oleh Sang Pencipta. Justru manusia adalah ciptaan yang paling berharga, bahkan termahal yang Ia buat.


Kenapa Ia tidak menciptakan manusia sebagai produk masal yang notabene murahan? Karena Ia mau manusia terbentuk sedemikian rupa, sehingga ia menjadi kuat dan mampu melewati berbagai rintangan dan halangan hidup.


Sang Pencipta ingin manusia dapat melalui halang rintang tersebut dan naik kelas ke level yang lebih tinggi lagi.
Ia mengizinkan kita untuk melewati halang rintang serta mendapatkan terobosan yang baru di bidang yang berbeda, yang membuat manusia semakin kaya.


All we need to understand hanya
Be still and know that You are God.
Fokus pada Tuhan. Pekerjaan tanganNya bergerak dari satu kemuliaan ke kemuliaan yang lainnya. Mari letakan segala kekuatiran dan ketakutan.
Membiarkan Ia yang mengambil alih kehidupan dan berjalan dengan penolong yang telah Ia berikan.


All we have to do is finish the race, and fight in a good fight of faith. Never quit.

Thursday, August 18, 2011

Give Respect to Others

Bertiga dengan teman kantor yang senasib tidak puasa, kami meluncur ke seberang untuk makan siang. Food court lorong ITC Kuningan menjadi pilihan. Sebelum masuk area kami sempat berdiskusi singkat untuk makanan yang akan kami pilih. Kesepakatan diambil, tujuan: mie aceh. Kami naik ke lantai 4, mencari tempat dan memesan makanan.

Tak lama setelah memesan makanan, datanglah 3 orang wanita. Salah seorang dari mereka menanyakan tempat duduk yang kosong di sebelah saya, apakah boleh mereka tempati. Tanpa berpikiran apa-apa, saya mengiyakan saja agar mereka dapat duduk. Memang siy, adalah hal yang biasa apabila wanita-wanita berkumpul, akan terjadi pembicaraan-pembicaraan yang seru termasuk pergosipan, tapi kali ini hmmmm, gak banget.

3 wanita ini membicarakan tentang pengalaman mereka memiliki pembantu, tepatnya baby sitter.
Mbak Hijau (saya gak tau namanya, cuma lihat ia memakai baju hijau) mendominasi pembicaraan dengan cerita pengalamannya. Sebenarnya saya tidak begitu peduli, tapi lama-lama akhirnya jadi pasang telinga karena Mbak Hijau bercerita dengan penuh semangat sehingga mengeluarkan suara yang mirip dengan toa.

Ada beberapa hal yang saya dengar membuat saya mengernyit dan tersenyum miris di dalam hati. Ini sekelumit cerita dari hasil mencuri dengar yang jadi pemikiran saya.

Saat ketika sang majikan memergokinya nonton tv sambil membiarkan anaknya bermain. Betapa penghargaan seseorang terhadap orang lain yang begitu minim. Begitu berkuasanya sang majikan kepada pelayannya sehingga dia mungkin tidak melihat betapa sang baby sitter adalah orang yang berharga membantunya untuk menjaga anak selama ia bekerja, dan patut untuk diapresiasi atas jasanya.

Bagaimana komunikasi yang jelas dapat disampaikan ke baby sitternya sehingga tidak menimbulkan kekacauan, seperti kala baby sitternya ia berikan bahan baju untuk dijahit menjadi kemeja dan oleh sang baby sitter dibuatkan kemeja dengan model lengan yang gaya balon. Lha wong majikan tidak menyebutkan secara spesifik model baju seperti apa yang harus dibuat. Yang ini saya tersenyum simpul, ini yang benernya oon siapa yach, majikan atau baby sitter?

Akan tetapi yang mengusik saya adalah cerita tentang Mbak Hijau membelikan sepatu dengan merk dan model yang sama untuk baby sitter dan kakaknya. Dengan berdalih karena sepatunya itu enak, ia membelikan barang yang sama untuk sang kakak. Lucunya, sebagai orang yang memberikan, ia  memberikan catatan dan melarang sang baby sitter untuk menggunakan sepatu tersebut jika ada kakaknya. Dan yang terjadi, baby sitter tersebut justru menggunakan sepatu tersebut ketika berjalan dengan kakak Mbak Hijau. Alhasil si kakak tidak mau berjalan dekat-dekat dengan baby sitter adik.

Entah kenapa mendengar cerita tentang sepatu itu, tiba-tiba saya teringat tentang bagaimana seseorang menghargai dan menghormati orang lain. Salah satu cara adalah dengan memberikan sesuatu dalam bentuk benda atau fisik. Dalam benak saya, masa seorang adik tega membelikan kakaknya barang yang sama dengan pembantu? Dimana letak penghargaaan dan rasa hormat adik kepada kakak, pikir saya. Kenapa juga gak beli yang berbeda dan memberikan yang terbaik untuk sang kakak tercinta. Mungkin tidak dilihat dari jumlah atau harganya, tetapi bagaimana kita bisa memberikan yang terbaik dengan tulus hati. Di sini saya terpekur dan terhenyak. Apakah saya juga sudah memberikan yang terbaik, untuk Tuhan, orangtua, saudara, kerabat, teman, pembantu, klien, orang lain? Atau saya sama dengan Mbak Hijau?

Bentuk penghargaan bukan berarti berjalan membungkuk-bungkuk atau bersikap sempurna terhadap orang-orang tertentu yang kita pandang lebih, atau memberikan sesuatu untuk mendapatkan reward balik. Akan tetapi lebih karena saya mencoba untuk memahami bahwa orang-orang yang ada di sekitar saya juga manusia. Yang perlu untuk diapresiasi baik melalui pujian, sapaan, senyuman atau benda sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan yang keluar dari hati yang tulus tanpa tendensi apa-apa. Memang siapapun orangnya apakah tua, muda, kaya, miskin, laki-laki, perempuan, atasan, bawahan dan lain-lain, mereka tetap harus dihargai dan dihormati. Mungkin bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana, misalnya menyapa OB di kantor, mengucapkan terima kasih kepada pembantu yang sudah membereskan rumah, memberikan perpuluhan dan persembahan di gereja secara rutin atau memberikan selamat kepada teman yang dipromosi dan lain-lain.

Terlalu gerah telinga saya untuk mendengarkan lebih panjang keluh kesah yang terlalu dilebih-lebihkan menurut saya.
Kalau kata teman saya dalam  retwitannya: kayak milih channel tv yang muter sinetron...
reply saya: kalau pegang remote, udah gw ganti channelnya...
Segera setelah makanan di piring ludes, kami beranjak meninggalkan arena.

Saturday, July 30, 2011

Peace in Your Heart

17 Juli 2011 Minggu pagi, masih lekang dalam ingatan. Terbangun dengan hati riang gembira, hari itu diizinkan untuk memujiNya dalam ibadah pagi. Tidak terbersit apapun terjadi, dalam doa sesaat menjelang berangkat, hanya satu  pinta saya: Lord I want to served You with all my heart no matter what happen.

Ketika saya melihat ke jam, wah... saya harus bergegas. Berkelebat dalam pikiran rencana perjalanan, angkot dan ojek, paslah.... Ya saya memilih untuk naik angkot dari tol Jatibening, turun Halim dan menyambung dengan ojek. Setibanya di Halim, ojek langganan telah menunggu. Setelah memberitahu rute (rute biasa berbeda...), saya naik motor pak ojek dan meletakkan tas di antara saya dan pak ojek.

Perjalanan memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk tiba di lokasi. Ketika akan turun, tiba-tiba sebuah motor dari kanan saya menyalib dan seta merta mengambil tas saya. Setengah tidak percaya saya berteriak dan meminta pak ojek untuk mengejar motor tersebut. Dalam pikirian saya, astagaaa saya kena jambret... Semakin jauh ojek kami mengejar, semakin jauh motor itu dari pandangan. Sampai di satu titik pak ojek berkata: Mbak sepertinya gak akan terkejar, motor saya kalah cepat dengan motor itu (sambil mengucapkan merk). Saya minta untuk diantar pulang oleh pak ojek. Entah mengapa ditengah perjalanan, akhirnya saya berubah pikiran, saya meminta pak ojek untuk kembali mengantar ke lokasi semula, di daerah Casablanca.

Dalam perjalanan kembali ke Casablanca, saya sempat menertawakan kejadian yang baru saja terjadi dan berseloroh dengan pak ojek. Saya memang dijambret, tetapi tas yang diambil menurut saya tidak ada apa-apa yang berharga. Hp yang sudah setengah rusak yang niatnya akan ditukartambah jika gajian, dompet yang isinya kosong karena saya memang hanya membawa uang yang pas untuk ongkos dan makan, dan itu ada disaku celana Sementara sisanya adalah peralatan make up (namanya juga cewekkk... ), baju ganti, buku catatan, buku motivasi dari John Maxwell dan Alkitab.

Ketika masuk dalam ruangan dan naik lift ke lantai 12, saya menghela nafas, achhh...baru kali ini saya berjalan melenggang, hanya membawa diri tanpa apa-apa. Rasanya aneh sekali. Perjuangan saya dimulai ketika harus berdiri di depan memuji dan menyembahNya. Betapa dalam setiap pujian dan penyembahan itu benar-benar membuat saya menangis meskipun irama lagunya riang. Ya, saya berjuang membangkitkan sukacita dan damai sejahtera ditengah kelebatan-kelebatan bayangan motor yang tancap gas membawa tas saya. Bahwasannya apa yang telah saya alami Ia tetap membawa kebaikan untuk saya. Bahwa yang telah terjadi memberikan saya kesempatan untuk tetap melihat bahwa rencana Tuhan tetap baik dalam kehidupan saya meskipun saya mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.

Berbagai pikiran menari-nari saya  mencoba untuk melihat itu dari pandangan si penjambret, mungkin ia perlu untuk menyambung kebutuhan hidupnya, mungkin ia perlu untuk anggota keluarganya yang sakit. Perlahan-lahan dalam pikiran saya, saya mulai merelakan semua yang sudah diambil, saya memberkati orang yang mengambil, dan memaafkan tindakannya. Tetapi satu hal yang benar-benar saya dapatkan, bahwa segala sesuatu di dunia tidak ada yang kekal. Semua dapat diambil dan ditarik dari manusia. Apa yang paling kita sayang dan kita tidak rela untuk melepasnya, bisa saja diambil. Tetapi ada satu yang selalu kekal, bahwa saya tetap memiliki Tuhan yang tidak akan pernah berubah dulu, sekarang sampai selama-lamanya.

Ketika saya menyadari ini, beban yang tadinya mengganggu, sirna. Ada damai sejahtera dan sukacita yang berbeda muncul dalam menghadapi kejadian ini. Saya memang kehilangan tetapi saya percaya apa yang saya lepas itu akan kembali dan apa yang saya dapatkan, lebih berharga dari apa yang saya lepaskan. Saya mendapatkan hakekat pemilikan yang sejati, yang tak lekang oleh waktu, Sang Pencipta.... The most precious gift that I ever had...

Sunday, June 26, 2011

Seeds Becomes A Tree

Hari Jumat yang lalu, temen minta saya untuk bikin summary kotbah pendeta untuk warta jemaat. Pekerjaan yang sudah lama tidak dilakukan, tetapi saya sanggupi. So sebelum tidur, saya masih sempetin buka catatan dan membacanya kembali. Saya mulai mengatur strategi untuk menyusun kalimat-kalimatnya dalam pikiran. 
Satu hal yang sempat saya kagumi adalah kupasan dari apa yang dibagikan oleh pendeta saya itu.
Sebenarnya ceritanya sungguh sederhana. Bahkan mungkin saya sudah membacanya berulangkali. Akan tetapi pada saat dibagikan, hal itu berubah menjadi sesuatu yang baru.

Mungkin sebagian orang terutama Kristiani pernah membaca dan tahu tentang kisah biji sesawi. Ada beberapa cerita tentang biji sesawi: tentang biji sesawi yang ditaburkan di tanah, tentang biji sesawi yang mampu mencampakan gunung, dan biji sesawi yang bertumbuh menjadi pohon. Nah, pendeta saya itu bercerita tentang hal yang terakhir. Dan diblog ini saya ingin berbagi apa yang saya dapatkan dari kisah itu....

Diceritakan bahwa biji sesawi dapat tumbuh menjadi sayuran bahkan pohon sehingga menjadi tempat burung-burung tinggal. Cerita itu merefleksikan kalau Sang Empunya menitipkan sesuatu (benih) dalam setiap manusia, agar dapat digunakan sebaik-baiknya. Apabila benih yang diberikan tersebut dikembangkan, maka ia akan bertumbuh menjadi tanaman, bahkan pohon yang menghasilkan. Pohon yang menghasilkan akan menjadi tempat untuk makhluk hidup lain tinggal di sana (eh, maksudnya burung, yach...). 

Terkadang, sebagai manusia, saya kadang suka lupa, kalau sebenarnya apa yang sudah didapatkan adalah bentuk karunia dan anugerah dari Sang Empunya tadi. Misalnya Ia memberikan kita kemampuan untuk menyanyi, olahraga, merancang pakaian, menulis, memasak, menari, dan lain-lain, dan lain-lain. Pernah, gak siy, kepikiran kalau kita diberikan kemampuan, kita harus memanfaatkan dan mengembangkannya dengan baik dan berbagi dengan orang lain tentang kemampuan itu? 

Tadi sore, saya menghadiri pertemuan tentang tata cara berbusana yang tepat, yang diadakan oleh departement wanita di gereja. Yang menjadi pembicara adalah seoarng dokter, perancang busana, seorang pakar di bidan hospitality management serta event organizer. Bayangkan, betapa multi talented-nya orang tersebut, yach. Menurut saya, ia telah memanfaatkan apa yang ia miliki untuk dikembangkan secara maksimal. 
  
Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan. Beberapa sepertih fokus, tekun, rendah hati dan mau untuk menerima kritik membangun dari orang lain. Pembicara tersebut dalam sharingnya juga menyebutkan apabila ada hambatan dalam mengejar impian, pantang menyerah dan putus asa, tetapi tetap terus berjalan untuk mewujudkan impian. Mungkin jalannya berbelok-belok, atau bahkan memutar, tetap fokus pada tujuan. 

Apakah yang dilakukan pembicara tersebut dalam memanfaatkan kemampuannya? Ia berbagi dari apa yang ia miliki, untuk orang lain, berbagi pengalaman dan ilmunya kepada orang-orang yang memerlukan, dan ia bahkan meminta agar apa yang telah didapatkan dapat juga dibagikan kepada yang lain yang tidak hadir dalam acara tersebut.

Back to cerita biji sesawi. Jika diibaratkan dengan kehidupan nyata, ini yang berkelebat dalam pikiran saya belakangan ini: Sudahkah saya? 
Sudahkah saya menjadikan pusat kehidupan saya: Sang Empunya, supaya Ia dapat berkerja secara maksimal dalam kehidupan saya, sehingga memberikan pengaruh pada orang-orang di sekeliling saya? 
Sudahkah saya berbagi pengalaman dengan orang lain, tidak menggemukan badan dengan pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki sendiri?
Sudahkah saya menjadi living testimony bagi kebanyakan orang, karena pekerjaan Sang Empunya yang nota bene luar biasa dasyat dalam kehidupan saya? 
Sudahkan saya menabur benih di ladang  yang tepat dan membiarkannya tumbuh menjadi pohon dan dijadikan tempat tinggal burung?
Sudahkah saya menjadi jawaban bagi orang lain? 
Pilihan lagi-lagi tergantung pada saya...



Saturday, June 11, 2011

Situ Patok : One Day Trip to Cirebon

Dalam rangka memperingati ulang tahun ke 73, tante saya, Tante Henny, mengeluarkan ide untuk berjalan-jalan ke Cirebon.
Hmmm perjalanan yang cukup melelahkan, tetapi tak kuasa saya tampik, karena keinginan jalan-jalan keliling Indonesia mengganggu pikiran.

Karena perjalanan melintasi tol Subang dan lewat Jati Bening,  tempat saya tinggal, setelah berkoordinasi dengan sepupu, kami sepakat: saya akan dijemput di gerbang tol Jati Bening pk 04:30. Dengan tidur yang kurang, saya bertahan dan diantar ke tol setelah sepupu saya memberi informasi bus sudah berangkat. Saya menghibur diri, selama di jalan tol, bisa melanjutkan tidur kembali... Tempat duduk saya paling belakang.

Saya terbangun ketika bus masuk daerah Majalengka, karena terguncang-guncang  ke kiri dan kanan. Setelah bersepakat dengan keponakan, saya tukar duduk dengannya. Katya yang badannya lebih kurus, pindah ke belakang, bahkan ia bisa tidur terlentang...

Setelah hampir kurang lebih 5 jam, kami berhenti di pinggir sawah yang menghampar. Di belakang sawah tersebut ada rumah tinggal. Nah tempat itu akan jadi tempat persinggahan kami untuk makan siang.
Tetapi, sebelum kesana, perjalanan dilanjutkan ke Situ Patok, kira-kira sekitar 30 menit perjalanan.

Dari hasil cek ricek dengan Mbah Google, Situ Patok atau Setu Patok merupakan salah satu objek wisata Cirebon, terletak di desa Setu Patok, berjarak 6km dari kota Cirebon mengarah ke Tegal.
Lokasi dapat dijadikan tempat pemancingan dan wisata air seperti berkeliling menggunakan perahu.
Situ Patok dilatarbelakangi oleh perbukitan. Sayang lokasi ini masih belum digarap secara keseluruhan oleh pemerintah setempat, sehingga fasilitas-fasilitas yang ada masih sangat minim.
Ketika berbicara sedikit dengan orang yang menjaga, dia berkata, bahwa di dalamnya terdapat kompleks untuk flying fox, golf dan out bound. Sayang saya tidak sempat melihat kesana.
Dari Situ Patok perjalanan dilanjutkan ke kota Cirebon, tentu saja untuk membeli buah tangan seperti kerupuk udang, rangginang, gampit, terasi udang, dodol sirsak dan sirop.

Memang kampung tengah tidak dapat diajak berkompromi, perjalanan kami di Cirebon berakhir di rumah seorang kerabat. Ikan gurame goreng hasil dari kolam sendiri dan tentu saja nasi dari sawah sendiri, plus sambel kemiri menambah lahap makan siang saya.

Saturday, May 21, 2011

Mentawai Trip V: Going Home

Menembus kepekatan malam, kapal angkat sauh menuju Tanjung Priok...
Perjalanan tidak semulus pada saat pergi di mana laut begitu tenang. Kapal mulai terombang ambing, beberapa teman mulai mabuk laut. Seloroh seorang teman berkata: PekerjaanNya memang luar biasa. Di saat berangkat, kami diberikan stamina yang prima sehingga dapat memberikan yang terbaik untuk Mentawai. Di saat pulang, kami diberikan waktu untuk beristirahat, mengembalikan stamina yang telah terkuras selama kegiatan.

Di tengah-tengah lautan yang bergoyang, kami tetap memuji dan menyembah Dia. Kali ini dek teratas menjadi tempat kami. Ditemani bintang-bintang, diiringi dengan gitar kopong dan cajon, kami mengucap syukur dan berterima kasih atas segala yang sudah diberikan olehNya. Menari-nari dan bertepuk tangan, tanpa terganggu sedikitpun dengan goyangan air laut. Beautiful moment, di malam terakhir kami di KM Lawit...

Sisa perjalanan dinikmati dengan memandang keindahan  pemandangan yang sudah Tuhan beri. Dasyatnya, pada saat kita melintasi lautan luas, kita hanyalah setitik kecil dari bagian dunia yang sudah Tuhan ciptakan. Gak ada apa-apanya...

Semakin mendekati pelabuhan Tanjung Priok, di sore hari ketika  berkumpul di dek atas menikmati last sunset di Selat Sunda dan Kepulauan Seribu. Pada akhirnya, kita semua akan tiba pada tujuan akhir.
Perjalanan yang dilalui adalah proses untuk mencapai tujuan itu. Dengan dan bagaimana kita mencapainya adalah, memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Rasakan kedekatanNya di setiap nafas kehidupan dengan tetap bersyukur, bersukacita, sabar, murah hati dan mau memaafkan seperti ketika saya menikmati perjalanan dari Jakarta - Padang - Mentawai - Padang - Jakarta


I'm going home....

Mentawai Trip Part IV: Bukit Tinggi

Pesta durian sambil menunggu alat-alat panggung dibongkar: here we comee.... Riuh rendah teman-teman menanti durian dibelah. Kehebohan terjadi ketika satu sama lain berebut mendapatkan durian terenak. Hmmm yummy, akhirnya kebagian makan durian juga.

Kapal berangkat pk 00:00 menuju Padang. Ada kejadian lucu, ketika kapal akan berangkat, ternyata ada orang tua dari teman yang turut dalam rombongan hampir tertinggal kapal. Mereka turun di darat dan menikmati suasana malam di cafe setempat, dan nyaris tidak sadar jika kapal sudah akan berangkat. Kelakar mereka, kami khan sedang honeymoon kedua... Ha ha ha ha...

Happy Sunday... Ibadah raya di atas kapal sebelum tiba di Padang dan tentu saja foto bersama setelah acara. Sebagian tim ada yang kembali ke Jakarta menggunakan pesawat. Kami yang menggunakan kapal laut, melanjutkan perjalanan berikutnya. Next trip: Tour Bukit Tinggi... Yiipppyyy! Akhirnya kesampaian juga jalan-jalan di Sumatra Barat.

Rombongan dibagi menjadi dua bus di kawal dengan patroli kepolisian membelah jalan Teluk Bayur menuju Bukit Tinggi. Kami singgah sebentar di rumah makan Lamun Ombak untuk bersantap siang. Gulai otak, rendang, mie tahu dan gulai kepala kakap menjadi incaran. Lekkerrrrr.

Dari Teluk Bayur ke Bukit Tinggi diperlukan waktu sekitar 3 jam untuk tiba di sana. Perjalanan melewati Padang Pariaman, kemudain melalui jalan yang berkelok-kelok seperti Puncak dan tak lama kemudian tiba-tiba di sebelah kiri terlihat air terjun Lembah Anai dari balik kaca jendela bus, mencurahkan airnya dari ketinggian.  Di bawahnya terlihat banyak orang yang bermain air dan duduk-duduk menikmati pancaran air tersebut. Tak terbayang jika liburan tiba, ruas jalan menjadi padat... Pemandangan di kerimbunan pepohonan hijau yang menyegarkan mata itu juga ditingkahi dengan polah monyet-monyet yang banyak bergelantungan di sana.

Memasuki jalan utama Bukit Tinggi, saya teringat rumah seorang teman di sana, Sherlia, dan berusaha mencarimya. Seingat saya ada apotik dan dekat dengan gereja. Hohoho I find it, walaupun hanya melewati tanpa mampir. Bus mengarah ke tentu saja Jam Gadang, the must place to go kalau ke Bukit Tinggi, dan akhirnya parkir di Istana Bung Hatta. Kami berfoto sebentar dengan latar belakang Jam Gadang, tentunya.

Saya dan adik segera memisahkan diri dengan rombongan untuk mencari oleh-oleh penganan khas dan barang. Sambil mencari, telepon saya putar ke teman saya itu, dan dia membantu saya mempermudah mencari penganan khas dan barang di sana. Rekomendasi darinya: Soto, Mie Tahu, Bebek Ijo, Cendol Duren dan Pisang Kapi'. Dari semua yang disebutkan, hanya pisang kapi' yang sempat dicoba, mengingat waktu yang singkat. Pisang kapi' adalah pisang yang dibakar dan diberi bumbu kelapa parut dan gula merah, seharga Rp10.000 tiga potong besar. Selain itu saya juga sempat membeli keripik seledri, kripik sanjai, beras putih dan singkong bumbu. Thanks, ya, Li... :)


Setelah itu rombongan dikumpulkan di Istana Bung Hatta, mengintip sedikit istana tersebut untuk numpang kebelakang, dan siap berangkat ke Ngarai Sihanouk. Ternyata perjalanan kesana sangat singkat, bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari Jam Gadang. Begitu memasuki area wisata, hamparan ngarai langsung dapat dinikmati. Bergeser ke kanan, dapat terlihat track untuk balap mobil melintasi air. Pemandangan tersebut dapat dinikmati langsung, dikelilingi dengan monyet-monyet, atau naik menara.

Di objek wisata Ngarai Sihanouk, terdapat gua Jepang. Tanpa menunda kesempatan saya dan Grace yang sedikit tertinggal dari rombongan langsung menuruni tangga gua setelah membayar karcis masuk Rp6000. Sebelumnya kita juga ditawari seorang guide lokal untuk menemani, tetapi kita tolak. Tak lama kami bergabung dengan rombongan yang sedang mendengarkan keterangan dari guide. Keterangan yang cukup tentang perjuangan bangsa Indonesia di masa kemerdekaan di Sumatra Barat dapat kami peroleh. Dan seketika itu juga saya membayangkan betapa banyak warga Indonesia tanpa sadar masuk dalam jebakan Jepang  dan dipaksa untuk bekerja di gua tersebut. Apabila melawan, Jepang tak sungkan untuk menyiksa bahkan membunuh. Hiyyyy...

Perjuangan nyata kami dapatkan setelah selesai tour gua Jepang! Kami harus menaiki sekitar 130an anak tangga untuk kembali ke atas. Nafas ngos-ngosan, keringat mengucur. Begitu tiba di atas, heh heh, sebotol aqua dan menjatuhkan badan di bangku, mengembalikan energi...

Hari semakin sore, bus kembali berangkat mengantar kami kembali ke kapal. Kali ini uji kesabaran di mulai.
Ternyata, tidak hanya Jakarta yang mengalami kemacetan, perjalanan Bukit Tinggi - Teluk Bayur juga diwarnai dengan kemacetan. Patroli polisi yang mengawal kami tidak bisa banyak membantu, karena meski demikian, tetap saja bus disalib oleh motor dan mobil. He he he...

Saturday, May 14, 2011

Mentawai Trip Part III - Welcome to Padang & Mentawai

Tidak banyak kegiatan yang dilakukan ketika kapal merapat di Padang sore itu. Persiapan-persiapan dilakukan di atas kapal untuk penyambutan keesokan harinya.
Tim kedua yang berangkat menggunakan pesawat dari Jakarta bergabung dengan kami. Pagi hari pengobatan gratis untuk masyarakat sudah dilakukan. Kami fokus untuk acara seremonial di pelabuhan Teluk Bayur. Persiapan pemasangan tenda, dan tentu saja ruangan di atas kapal.

Sekitar pk 14:00 rombongan Ibu Numberi tiba di lokasi. Kali ini saya turut serta menjadi tim penyambut, aka pemegang payung hi hi hi. Udara cukup panas, sehingga tim juga mempersiapkan payung-payung untuk tamu-tamu yang hadir. Entah ketika salah seorang teman berucap ketika kami berbaris dengan payung, langit sepertinya memberi tempat pada matahari untuk sedikit mengurangi kepanasannya. Udara yang tadinya cerah menjadi sedikut mendung. Meski demikian kami tetap escort rombongan dalam acara dan seremonial di pelabihan dan mengantar rombongan naik ke atas kapal.

Pada pk 20:00 kapal angkat sauh kembali, tujuan Mentawai. Sebelum berangkat, kapal Allugara yang akan mengangkut crew panggung dan sound, merapat memindahkan barang dari KM Lawit dan berangkat lebih dahulu ke Sikakap.

Kesibukan mulai terjadi di pagi hari, Sabtu 29 April 2011. This is the D-Day. Dari atas kapal orang-orang sudah bersliweran mempersiapkan segala sesuatu. Kapal merapat di pelabuhan Sikakap. Cuaca cerah, akan tetapi lokasi acara basah terkena hujan semalam. Dari atas kapal saya mengintip venue untuk event kids, event yang saya, Grace, Fera tangani: basah... Plan B segera muncul, fokus acara anak akan dialihkan di atas kapal. Pertama dengan story telling kemudian mewarnai. Amannn pikir saya.

pk 09:00, aktivitas di darat sudah di mulai. Untuk pertama kalinya saya menjejak Mentawai. Turun cek dan recek tempat dan berkoordinasi dengan tim. K Bertha dan Tamara membantu juga di kid's event. ketika acara sedang berlangsung, tiba-tiba Nova dari tim PR datang dan menginformasikan agar saya berkoordinasi dengan kepala sekolah SD negeri setempat. Ternyata sudah ada rombongan anak-anak sekolah menanti, selain anak-anak dari penduduk setempat yang tidak bersekolah. Saya minta mereka berbaris di dekat kapal. Tetapi setelah melihat kondisi anak-anak yang banyak, di luar perkiraan dan perhitungan kami, saya terhenyak. Plan awal sepertinya tidak akan jalan. Segera atur strategi, ubah rencana seketika. Rombongan anak-anak berseragam merah putih akan naik kapal dan Tour KM Lawit dengan dibantu crew kapal, sementara sisanya akan mendengarkan story telling di dek 4, ya pindah venue dari dek 6, karena terlalu sempit. Sementara sisa yang belum sempat naik kapal menunggu di bawah dengan games kecil dari kakak-kakak taruna/taruni STPI. Fiueww, turun naik kapal berkoordinasi dan mengatur rombongan.
Ketika inspeksi dari rombongan ibu Numberi datang, semua berjalan dengan lancar dan baik.

Satu hal yang tidak akan pernah saya lupakan, ketika melihat binar di mata anak-anak di atas kapal. Ternyata mereka belum pernah naik ke atas kapal dan melihat kapal sebesar KM Lawit merapat di Sikakap. Kegembiraan dan rasa takjub memancar dari wajah mereka. Walau sebagian anak-anak tidak bisa berbahasa Indonesia, mereka tetap tertib dan patuh mendengarkan kakak-kakaknya memberikan arahan dan bergembira bersama.


Disela-sela acara itu kegiatan panggung hiburan, pengobatan, penyuluhan dan pelatihan tetap berlangsung.
Acara ditutup dengan masak dan makan bersama warga setempat.
Banyak pelajaran yang saya dapatkan dalam acara hari ini. Belajar untuk meminta maaf, ketika membuat suatu kesalahan, berkomunikasi dengan efektif, dan menyampaikan sesuatu dengan baik. Ketika akhirnya acara ditutup dan panggung hiburan diakhiri, tarikan nafas lega mengiringi. Tugas sudah selesai... Antusiasme masyarakat, kerjasama tim dan kegembiraan menutupi kelelahan yang ada.
Pengalaman baru yang saya peroleh menjadi kekuatan baru untuk melangkah ke depan. Biar kemulianNya yang dinyatakan. Sebelum kapal bertolak kembali ke Padang, kami menyempatkan diri untuk berenang di laut  Sikakap. Air yang jernih, udara dan kepala yang panas menjadi adem kembali. Yang pasti kelelahan kaki akibat turun naik kapal terbayar dengan rendaman air laut Sikakap.

Mentawai Trip Part II - The First 48 Hours

KM Lawit mulai menjauh dari pelabuhan Tanjung Priok...
Senja mulai beranjak, meninggalkan semburat oranye di langit...

Bersama dengan kurang lebih 30 anggota dari Yayasan Cahaya Citra Bangsa (CCB), kita mulai membereskan barang bawaan. Karena jumlah kami yang cukup banyak, sebagian besar kami tidur di dek dengan hamparan kasur 10 buah di setiap sisi dan tempat untuk menaruh barang. Dek sebelah kiri, tempat teman-teman pria, sementara dek sebelah kanan, tempat teman-teman wanita. Di dek wanita, bergabung juga 9 orang rekan-rekan wanita dari STPI.

Kebiasaan yang saya lakukan dalam perjalanan adalah melakukan pengecekan tempat tidur dan tentu saja toilet. Untuk ini, masih bisa ditolerirlah... Meski harus melakukan beberapa penyesuaian, karena bergoyang-goyang diombang-ambing laut, walaupun tidak terlalu kuat.
Pada awalnya, saya juga agak kaget dengan jadwal makan yang menurut ukuran saya kepagian, 1 jam lebih awal dari kebiasaan... Tetapi daripada protes dengan keadaan dan merusak hari, yaaa, mari menikmati :)

Setelah makan malam diadakan briefing singkat untuk jalannya acara di Padang serta Sikakap, sekaligus latihan paduan suara untuk lagu tema Mentawai Tersenyum. Kami tidak saja mempersiapkan jasmani tetapi juga rohani untuk keberhasilan acara ini. Tim CCB berkumpul di dek 4, dek barang di belakang dapur.
First moment memuji dan menyembah Tuhan di atas kapal... Menurut nahkoda kapal, perjalanan ke Padang melalui Samudra Hindia biasanya akan terombang ambing cukup kuat dan tidak jarang menimbulkan mabuk laut. Dalam pujian dan penyembahan kami, semoga penyertaan Tuhan selalu bersama dengan kami dalam perjalanan ini.

Hari pertama menyambut pagi di atas KM Lawit, saya diberi kesempatan untuk berkeliling kapal, sekaligus melakukan pengecekan untuk venue. Ketika saya masuk ke ruang nahkoda, saya terkejut-kejut, ternyata ada wanita yang juga ikut dalam perjalanan mengemudikan kapal, he he he, noraknya...


KM Lawit adalah kapal PELNI yang digunakan melayani rute Jakarta - Semarang - Pontianak. Berkapasitas 1000 orang. Terdiri dari 6 dek, paling atas tempat nahkoda, dek 5 tempat kelas 1 dan 2 dengan resto dan bar tersendiri. Dek 4 untuk kelas ekonomi beserta dengan dapur. Dek 3 juga untuk penumpang, sementara dek 2 dan 1 adalah untuk crew kebersihan, mesin, dan laundry. Dengan kami yang berangkat tidak lebih dari 100 orang, kapal terasa begitu luas.


Kegiatan pagi setelah beribadah dan sarapan pagi, shooting video klip Mentawai Tersenyum. Yihaaa, pengalaman baru, niy.... Kami diminta untuk menggunakan seragam dan dijadikan background dari band. Ha ha ha, at least ikutan video klip meskipun hanya jadi background.
Shooting hari ini dilakukan di atas anjungan. Untuk pengambilan gambar, kami diminta juga untuk bernyanyi, sehingga ada playback musik yang mengiringi. Seru, karena terpaan angin sore dari anjungan cukup kuat. Menyanyi bersama angin...

Hari kedua di atas kapal, kembali shooting video klip. Kali ini lokasi yang diambil adalah dek teratas.
Matahari yang terik dengan langit yang sangat biru mengiringi kami. Peluh bercucuran, tetapi pengalaman di atas kapal mengarungi samudra, benar-benar luar biasa.

Sambil menunggu giliran pengambilan gambar, segerombolan lumba-lumba mengawal perjalanan kami. Dengan atraksi natural tanpa pelatih, mereka berlompatan di sisi kapal. Cipratan air dari lompatan yang ditimbulkan memberikan kesegaran dan keindahan tersendiri. Setelah atraksi lumba-lumba, segerombolan ikan terbang turut mengambil bagian, beratraksi di udara, dan meluncur di laut lepas. Mulut saya tak henti berucap: Wooowwww... Keren bangetttt..... Dasyat....


pk 17:00 kami memasuki pelabuhan Teluk Bayur, Padang. Dari kejauhan terhampar bukit dan lalu lintas kendaraan yang cukup ramai. Inikah Bukit Barisan?
Welcome Padang...






























 

Saturday, May 7, 2011

Mentawai Trip Part I - Departure Tanjung Priok

Hari sudah beranjak siang, ketika kami berkumpul di Kantor Kementrian Perhubungan, Gambir. Antara deg-degan dan exciting... Ya ini menjadi pengalaman pertama saya melintasi samudra Hindia dengan menggunakan kapal laut ke daerah Sumatra. Biasanya perjalanan menggunakan kapal laut hanya berhenti di ujung Sumatra, selama 3 jam perjalanan. Perjalanan dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Teluk Bayur, Padang memerlukan 48 jam, dan disambung dengan perjalanan ke Mentawai selama 10 jam. Ditambah 2 hari kegiatan di Padang dan Mentawai, total 7 hari perjalanan.

Setelah anggota lengkap dikumpulkan, dengan menggunakan bus kami berangkat menuju pelabuhan Tanjung Priok. Sebelum kapal berangkat kami akan dilepas oleh Bapak Freddy Numberi sebagai Mentri Perhubungan. Oh ya acara ini adalah acara peduli kasih dengan tajuk Mentawai Tersenyum yang diprakarsai oleh Kementrian Perhubungan, SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu) dengan Nasi Putih Production. Bekerja sama dengan Majalah Intisari, Flona, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, STPI Curug, dokter-dokter UKI, Yayasan Ceria Anak Bangsa dan Yayasan Cahaya Citra Bangsa. Kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan pemanfaatan hasil bumi, pelatihan kepemimpinan dan guru, pengobatan gratis, program anak usia sekolah dan panggung hiburan bagi masyarakat Mentawai periode pasca tsunami 2010 yang lalu. Acara seremonial diadakan di Teluk Bayur Padang, sementara acara puncak dipusatkan di Sikakap.

Pukul 17:00 kapal siap diberangkatkan. Saya berdiri di dekat tangga keluar yang pelan-pelan diangkat dan dilepaskan dari buritan. Sebagian tim yang belum berangkat turut mengantar dan melambaikan tangan melepas keberangkatan. KM Lawit buang sauh....



And The Journey Begin....

Saturday, April 16, 2011

Already There

Saya sedang duduk leyeh-leyeh menikmati weekend di rumah, menyeruput segelas teh manis panas dan semangkok mie udon buatan mpok pembantu rumah kami. Sambil sarapan pagi itu, di sebelah kanan saya ada sebuah buku dari Barbara Wentroble, buku yang sudah lama saya beli tetapi belum sempat dibaca, menanti untuk dibuka halamannya. Melengkapi weekend pagi ini, alunan cd dari Jonathan Butler mengalun lembut. Bukan sesuatu yang wah, but perfect bagi saya.

Saya mulai membaca buku Barbara Wentroble. Buku tersebut berbicara tentang otoritas doa. Seringkali kita meminta pada Tuhan melalui doa, akan tetapi Ia kelihatannya tidak menjawab kita. Barbara menuliskan ada beberapa hal yang menghambat sebuah doa dijawab. Dari kelima point yang disebutkan, saya berhenti pada: ketidakyakinan.

Apakah kita sering khawatir dengan sesuatu yang belum terjadi? Ya, seringkali saya khawatir dan tidak yakin dalam berbagai hal. Salah satunya misalnya adalah tentang pasangan hidup. Di usia yang sudah cukup dewasa, dengan kondisi lingkungan yang terkadang mempertanyakan, jujur terkadang saya menjadi khawatir. Kapan saya mendapat giliran bersanding? Dengan siapa? Apakah saya bahagia kelak? Apakah saya akan hidup sendirian? Atau dalam pekerjaan, misalnya, seringkali saya bertanya-tanya apakah saya sudah bekerja dengan baik, apakah saya memiliki kesempatan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih, promosi jabatan atau kenaikan gaji? Memiliki kesempatan untuk berusaha atau berkarir di tempat lain? Apakah saya sudah berada di tempat yang semestinya? Berbagai-bagai pertanyaan berkelebat dalam pikiran. Padahal, semua itu belum terlihat dan terjadi, tetapi membuat pikiran kita menjadi khawatir dan tidak yakin dalam menjalani kehidupan.

Saya tertegun, achhhh... bagaimana doa saya dapat terjawab jika saya masih tidak yakin dan khawatir? Bukankah saya sudah diberikan kunci untuk mendapatkan hal-hal yang luar biasa? Sesuatu yang baik dan indah, tentunya.

Memang untuk membayangkan sesuatu yang belum terjadi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saya perlu berimajinasi, membangun dan memasukkan pikiran-pikiran saya dengan sesuatu yang baik, sempurna dan berkenan terus menerus. Ya, terus menerus...

Saya mulai dengan memilih suatu skenario, seperti membuat film yang indah dalam benak saya, dan mulai menyusun jalan ceritanya. Apa yang ingin saya capai, saya gambarkan dengan jelas dan detail di sana. Seperti law of attraction, saya sedang membangkitkan gambaran kehidupan saya kelak dan membangunnya dalam pikiran. Semua gangguan dan hal-hal yang kurang baik, saya lempar keluar dan tepiskan. Perlahan keraguan, rasa ketidakyakinan serta kekhawatiran saya mulai menyurut. Saya memiliki gambaran dan harapan baru. Meskipun saya belum melihatnya, tetapi gambaran itu menumbuhkan satu keyakinan dalam diri, bahwa saya akan sampai kesana.

Sebuah lagu dari Jonathan Butler membuat saya semakin tersadar, bahwa semuanya sudah ada, sudah tersedia. Yang kita perlukan hanyalah membuka mata untuk melihat dan percaya bahwa segalanya sudah disediakan. Kita hanya diminta untuk tetap bersyukur dan yakin bahwa segala sesuatunya akan membawa kebaikan.

....
It's already there
What you're looking for
It's already there
Don't have to search anymore
Open your eyes
Believe that it's true
Just let it come through
It's already there inside of you
....

Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Friday, April 8, 2011

Where Did You Put The Remote Control?


Sambil nebeng mobil dalam perjalanan makan siang di daerah Kramat, saya terlibat suatu percakapan dengan sang supir yang nota bene teman saya, bukan supir taksi: Gerry Abednego

Saya  :  Gimana share kamu hari Jumat yang lalu, Ger? Sorry can't attend it
Gerry :  Wowww, (dengan logat khasnya) Kemana kau? Berarti kau ketinggalan shareku 
Saya  : Wah... Apaan tuch? Share dungss di sini
Gerry :  Hmmm... Kau baca sajalah. Sengaja aku tulis buat kau baca..(sambil membuka ipadnya dan mengangsurkannya pada saya).

Sekilas saya membaca judulnya, hmmm menarik...
Ia mengambil analogi yang tidak umum menurut saya, akan tetapi masuk akal dan sangat wajar di kehidupan kota besar seperti Jakarta. Dengan analoginya tersebut, ia berhasil menjelaskan tentang mengatur, diatur dan pengatur.

Eh, dia juga berbaik hati mengirimkan tulisannya via email, lho... Sst benernya saya sendiri yang mengirimkan, setelah ada izin dari beliauw.
So tanpa menunda-nunda, silakan dibaca saja tulisannya di sini.
Lengkap tanpa sensor sor sor sor.
Eniwei, thanks Ger, for share...
Indahnya berbagi...    

Tv adalah suatu alat yang sudah pasti harus ada di setiap rumah di dunia

Dia bisa gak punya perabotan lain, tapi TV pasti ada
Itu adalah alat yang luar biasa yang disebut jendela dunia
Dimana kalau kita kedatangan tamu, dan pembicaraan sudah mulai kaku, kita bilang nonton tv yuk
Dan kamu menyalakan TV

Kita menikmati menonton TV, dan seperti terhanyut di dalamnya, dan apa bila kita tidak suka kita langsung mengganti channelnya.
Kamu tidak biarkan diri kamu didikte oleh acara TVkan, dengan ratusan pilihan yang kamu punya
Kamu gak biarkan channel itu mendikte kamu kamu harus nonton apa.

Seringkali waktu iklan muncul, kita langsung mengambil remote dan mengganti channel nya
Waktu iklan sutra julia perez, dan kamu langsung ambil remote, dan ganti channel
Sinetron pasti gw ganti channel, cinta fitri.. Farel..

Dan saya lama kelamaan mulai cari remote, secara reflek..
Pasti di sini.. Eh..
Dan kalo gak ketemu dan ala sinetron punjabi, jeng jeng

Petinggi logitech.. bilang hanya ada beberapa hal yang bisa membuat kamu lebih frustasi daripada mencari remote ke sekeliling rumah

Dan kita mulai menuduh, orang2 yang kita sayangi :
Where did you put the remote ?
Kau taruh dimana remote nya?

Itulah judul share saya siang ini
Where did you put the remote?
Di mana kau taruh remote nya

Remote didefenisikan oleh meriam webster sebagai alat control operasi
Alat kendali operasi

Kalau kita ditanya dimana remote kamu oh ada di Tuhan remote saya
Tapi seringkali seperti yang kita bahas tadi, tiba tiba remote nya gak ada di situ..
Dan kebanyakan kita tidak tahu dimana remote hidup kita.

Oke saya kasi contoh yang baru terjadi :

Cerita Gerald,
Mami yang bereaksi berlebihan jika abang saya tidak pulang.
Dan kami sekeluarga dikendalikan oleh abang saya ini.

Cerita saya dan bos saya
Sering kali waktu saya melakukan sesuatu, tetapi jika dia melakukan suatu aksi, saya langsung bereaksi
Sering sekali saya melakukan tindakan bodoh, karena bereaksi atas tindakan bos saya.

Reaksi yang saya sendiri gak percaya itu adalah saya
Reaksi yang sesudah saya lakukan,
Dan itu cepat sekali,
Dan saya sangat sesali kemudian..

Kamu tahu defenisi ke dua remote, kontrol operasi jarak jauh.
Dimobil bayangin bos saya.. Saya bisa marah
Kita paling kreatif untuk menyusun rencana balas dendam

Do you get what I mean..

Anggap diri kita ini TV
Kamu menyerahkan remote atas kamu, waktu kamu marah, waktu kamu membenci seseorang.

Booker T Washington
Adalah seorang yang terlahir sebagai budak
Jadi dia lahir langsung tau betul apa itu dikontrol
Akhirnya dia kuliah dan jadi politisi
Bukunya yang terkenal berjudul Up from Slavery bilang begini :
I will never allow another man to control my life by making me hate him
Saya tidak akan pernah membiarkan orang lain mengendalikan hidup saya dengan membuat saya membenci nya.Saya tidak akan menyerahkan remote saya ke orang lain, dengan cara membenci orang tersebut.

Kamu sadar gak, kamu yang secanggih ini dikendalikan sama orang yang kamu tau gak banget
Abang saya itu, bukan yang paling bijaksana di keluarga, bukan yang paling sukdes di keluarga

Bos saya itu tidak punya wawasan atau people skill yang lebih baik dari saya, tapi yang pasti dia pegang remote nya.

Orang yang pegang remote gak harus canggih. Tv boleh secanggih apapun, plasma, lcd, led..
Yang pegang remote boleh idiot.. Tapi tetap yang idiot itulah yang mengendalikan kamu
Karena dia pegang remote.
Kenapa remote nya bisa ada di dia ? Karena kamu kasi ke dia remote nya ! Dengan cara membenci dia
Dan orang yang tidak mengerti menggunakan remote nya biasanya merusak alat tersebut

Remote wc di menteng
That's why keluarga kamu rusak
Kamu berantakan.. Keadaan tidak terkendali..
Lha orang yang kamu kasi pegang remote juga orang yang tidak capable..
Tidak dewasa lah istilah nya
Remote nya dipegang bandar narkoba..
Ya makin kacau..

Rick Warren dalam salah satu khotbah nya bilang bahwa :
Kedewasaan adalah : staying in control while under pressure
Tetap dapat mengendalikan diri di bawah tekanan.
Tetap pegang remote waktu di bawah tekanan.

Tapi apa yang terjadi dengan kita?
Kita lagi tertawa dan bergembira dengan teman teman kita, dan tiba tiba orang yang kita benci masuk ke ruangan, kita langsung diem. Kaya dia pencet tombol mute. Itu masih mending lho, kadang dia ganti kita dari channel ceria ke channel dendam, dan pembenaran.
Dendam dan pembenaran
Kita langsung curhat, liat gak waktu dia masuk, gw cuek aja kaya dia gak ada di ruangan.
Yang pasti kita bereaksi. Dia pencet remote, kita bereaksi. Dia berbisik, kita pikir ngomongin kita
Langsung kita telfon, dan tanya, ngomong apa dia tadi?Ngomongin gw ya.. Dia masuk, mood kita di meeting berubah.. Kita lagi nyetir, mengkhayal sendiri jadi marah. Kita gak sadar kita sudah berikan kepada dia remotenya.

Survey yang di publish, 3 hari yang lalu bilang kalo setelah hilang remote paling sering ditemukan di sofa,
kemudian freezer, kamar mandi, dan terakhir mobil.

Percuma kamu hindari dengan cara pindah kerja
Orang-orang yang buat masalah dengan kamu ada di tempat mana kamu merasa nyaman,
No satu di sofa lho.. Tempat kita nyaman

Saya kerja di pajak, dan saya benci bos saya itu
Akhirnya saya pindah keluar, mencoba kerja sendiri, dan kemudian membentuk partnership dan partner saya, yang merupakan sahabat saya paling lama
Sofa saya, mulai membuat saya menyerahkan remote kepada dia.
Interaksi kita di kerjaan mulai membuat saya membenci nya
Jikalau dia mulai mempertanyakan kebijakan saya, saya mulai langsung bereaksi
Pasti ada masalah yang tanpa sadar membuat kamu menyerahkan remote kamu,

Alkitab bilang di James 1 : 2
Whenever, pasti..
Mau kamu lari kemana..
Fall, diwaktu yang tidak diduga, biasa nya lebih awal..

Kamu baru bertobat.. Hidup sedang berwarna dengan Tuhan,
Orang yang kamu benci lewat, dia pencet remote..
Langsung OFF
Gelap langsung.. Tuhan pun tidak kelihatan lagi

Saya tau itu susah,
Kaya ibu saya bilang.. Saya gak bisa..
Saya tau itu tidak mudah..
Mari saya beritahu antidote nya..
Kita buka Roma 12 : 20
Berilah
Berilah
Be an actor not a reactor

Victor Frankle, di Auswitch bilang
Mereka boleh melucuti pakaian saya, ambil istri, anak, dan cincin pernikahan saya.
Saya berdiri telanjang di depan pasukan SS, tapi mereka tidak bisa mengambil kebebeasan saya untuk memilih bagaimana saya akan merespon mereka.

Bedakan respon dengan reaksi
Menumpuk bara diatas kepala mereka..
Waktu remote rusak itu stress banget buat mereka..
Either mereka harus buat remote organik
Mainin remote pake kaki
Atau kamu keluar cari batere

Gak papa jadi delay di mereka, tapi itu bagus buat kita
Kamu harus make sure kalau kamu mau melakukan sesuatu,
Kamu melakukan nya bukan karena reaksi atas orang yang kamu benci itu
Tapi benar benar atas kemauan kamu sendiri

Joyce Meyer bilang
Love is a decision, decision on how we will treat people
Love adalah suatu keputusan, memutuskan bagaimana kita memperlakukan orang
Aku tau itu susah sekali lagi
Itu maka nya dikatakan di Amsal 16:32

He who slows to anger is better than the mighty
And he who rules his own spirit than one who captive a city
Siapa yang memegang remote nya sendiri, di lebih baik dari orang yang nerebut kota.

Tapi aku kenal satu orang,
Yesus, meekness
Lemah lembut bukan kelemahan
Tapi strength under control
Kekuatan yang under control..
Dia gak mau bereaksi diperlakukan demikian

The point is not in the power, it's on the control
Can you imagine that great power controled by the masses?

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena ia akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang pegang remote nya sendiri
Berbahagialah orang dapat mengendalikan reaksi nya,
Karena kamu yang mengontrol situasi, bukan situasi yang mengontrol kamu
Bukan situasi yang mendikte kamu, maka kamu akan memiliki bumi.

Meminta maaf
Actually kamu yang perlu
Kamu perlu meminta remote kamu kembali
Hati kamu di kasi hati yang baru
Kaya dompet baru, apa berarti kartu kredit kamu semua baru?
Pada saat hati kamu di jamah Tuhan, orang yang kamu benci itu masih ada di hati kamu
Tuhan mengetuk hati kamu, masuk ke dalam hati kamu, duduk di ruang tamu di hati kamu
Tapi yang duduk di sebelah Tuhan adalah orang yang kamu benci, dan pegang remote pula
Dia gak mau rebut remote itu
Dia mau kamu ambil remote kamu dari orang itu, dan kasih Ke Tuhan remote nya.

Spend your weekend collecting your remote

;)

Gerry Abednego

Saturday, April 2, 2011

You Are Precious

Siapa yang tidak kenal dengan berlian? Berlian atau diamond adalah salah satu perhiasan pilihan wanita selain emas dan perak. Bentuknya yang everlasting dan flexible, bisa digunakan untuk cincin, kalung, anting atau berbentuk bongkahan. Semakin tinggi karatnya semakin berharga.

Kata diamond atau berlian ini berasal dari bahasa Yunani, adamas atau adamantas, yang artinya tidak dapat dihancurkan.
Terbentuk dari batuan yang mengalami proses pada 140km - 180km jauh di dasar bumi, berlian ditempa dalam perut bumi dengan panas 1050 derajat celcius. Karena mengalami penempaan yang luar biasa dalam dapur peleburan, ia menjadi tak terhancurkan.

Kehidupan manusia juga mengalami pembentukan seperti berlian. Melewati suatu masa dimana things happen all seems so wrong. Seringkali kita tidak menyadari bahwa saat itu kita sedang masuk dalam dapur peleburan.
Permata yang berharga tidak terbentuk secara instant. Begitu pula kehidupan. Apabila kita melihat kebelakang hal-hal yang telah terjadi, kita mulai menyadari bahwa ada hal-hal yang sedang dibukakan oleh Sang Pencipta. Pada saat kita mengalaminya mungkin kita tidak habis pikir kenapa ini terjadi dan mungkin bertanya-tanya kenapa hal ini terjadi. Stop asking and be quite.
Hal yang tersulit adalah tetap membiarkan pekerjaan tanganNya dalam kehidupan kita tidak terinterupsi oleh pikiran-pikiran logis yang bermunculan.

Dalam imajinasi saya teringat dengan Michaelangelo seorang seniman membuat patung. Ia mengambil bongkahan tanah liat, dihancurkannya tanah liat itu, dibentuk menjadi satu bagian yang dia inginkan. Setelah itu ia mulai memahat bagian-bagian kecil menjadi kaki, tubuh, tangan dan wajah. Setelah terlihat bentuknya, ia masih memberikan sentuhan akhir agar karyanya sempurna dan tampak hidup. Karya besarnya, patung David, sampai dengan saat ini masih dapat dinikmati di Balai Budaya Italia.

Nah, seperti itu juga Sang Pencipta berkarya dalam kehidupan kita sama seperti berlian, seperti Michaelangelo membuat masterpiece David. Untuk menjadi berlian dan patung mahakarya melewati proses, tidak langsung taraaa, jreng jreng simsalabim jadi. Bagaimana kita bertahan dalam proses adalah tetap menyerahkan segala sesuatu kembali padaNya, mengizinkan Ia bekerja membentuk kita, menjadikan kita permataNya yang berharga.

Do what we can do, surrender and let God do the rest.
Caeli enarrant gloriam Dei - Let the heavens declare the glory of God.


Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Saturday, March 19, 2011

It Takes Two to Tango

Seorang teman ngetag notes ke saya siang tadi. Satu hal yang menarik dari tulisan tersebut adalah cerita tentang belajar dansa.

Ada berbagai macam jenis dansa yang saya ketahui: waltz, cha cha, tango, jive, twist, dan foxtrot. Saya pernah diajarkan beberapa gerakan dasar waltz, jive dan cha cha dari orang tua saya. Seru dan menarik, karena untuk setiap jenis memiliki cara tersendiri untuk melangkah. Yang penting bagi saya, dengarkan irama musiknya, melangkah dan bergoyang.

Dalam tulisan tersebut dikisahkan sepasang suami istri yang ingin belajar berdansa dan mendatangi seorang guru untuk berlatih. Pertanyaan pertama yang diajuka oleh guru tersebut adalah: siapa yang akan memimpin?

Ya, untuk menarikan tarian ini, hanya ada 1 orang yang memimpin sementara yang lainnya menjadi pengikut.
Tentu saja sang pria menjadi pemimpin dan wanita menjadi pengikut. Sang wanita harus membiarkan sang pria membawa dia kemanapun langkahnya pergi di lantai dansa. Bayangkan kalau ada dua orang yang mengatur, jatuh atau terinjak bisa terjadi.

Melanjutkan kisah yang saya baca tadi, sang istri pada awalnya kesulitan untuk menerima bahwa ia harus mengikuti kemana langkah suaminya, akan tetapi ia harus tetap mengakui bahwa sang suami adalah pemimpinnya, dan membiarkan ia memimpin.

Realitas hidup mengizinkan saya semakin menyadari bahwa saya tidak dapat berjalan sendiri mengarungi kehidupan. Saya memerlukan orang lain di sekeliling saya. Tetapi yang paling penting adalah saya harus melibatkan Sang Pencipta dalam kehidupan saya. Tidak semudah membalikan telapak tangan untuk bisa membiarkanNya memimpin. Banyak pertanyaan dalam hati, bahkan menjadi misteri. Supaya tidak tersandung atau terjatuh, ya itu tadi, saya harus membiarkan Ia memimpin saya, membawa saya mengalir dan melangkah, tanpa protes, ya sekali lagi, tanpa protes.
Sama seperti berdansa.
Melangkah mengikuti irama membiarkan Ia membawa saya di arena dansa kehidupan.

PS: thanks to Mas Arie Saptadji buat tagnya : "Your Spiritual Growth Plan"
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Wednesday, March 16, 2011

Serabi Gaul Galaxy

Sabtu weekend yang lalu, setelah melewatkan soft opening dari Serabi Gaul Galaxy pada awal bulan, akhirnya saya kesampaian juga mampir kesana.

Serabi Gaul berlokasi sebelah marketing office Grand Galaxy City. Terdiri dari dua lantai, lantai satu dengan gaya sofa-sofa besar di temani dengan kursi-kursi berbentuk kubus dan lantai dua bergaya lesehan dengan bantal-bantal lucu dan empuk. Dominasi orange dan kuning sangat kuat di tempat ini. Oh ya, di lantai dua juga tersedia panggung mini yang bisa digunakan untuk bermain game wii atau akustik.

Sesuai dengan namanya, tentu saja menu utama adalah serabi, dengan tampilan yang telah dimodifikasi. Terdiri dari Love Original dan topping. Serabi original  bercitarasa kinca dan durian. Sementara topping salah satunya tuna mayo.

Selain itu, Serabi Gaul juga menyajikan makanan seperti spageti, pan cake dan snack seperti kentang goreng mayo, tom yam, nugget, sosis goreng serta tahu fantasi. So, don’t worry buat yang pingin makan agak berat masih bisa memesan makanan lain.
Sebagai penutup kita dapat memesan minuman seperti Avocado Float dan Blackforrest.
Semua menu ini diracik sendiri oleh empunya tempat, Cicilia Abigail.

Serabi Gaul bisa dijadikan salah satu alternatif tempat berkumpul di daerah Galaxy dan sekitarnya. Cozy dan feel hommy. Menghabiskan weekend dengan teman-teman sambil makan serabi? Kenapa tidak?
Berminat mampir, buka dari hari Senin – Minggu pk 10:00 – 21:00

Dompet Keluar:

Serabi original kinca : Rp 4500
Serabi original durian : Rp 5500
Avocado Float : Rp 17.000
Blackforrest : Rp 14.000
Kentang goreng : Rp 10.000

Thursday, March 3, 2011

Being Honest

This is a simple story, but I learn something from it. Begini ceritanya.

Kemarin malam, sepulang saya dan seorang teman dari wisata kuliner di sebuah Plaza di Jakarta Pusat, kami naik taksi. Kami memilih lewat jalan tol supaya tiba lebih cepat di rumah, karena hari sudah beranjak malam. Perjalanan kira-kira 30 menit, dan kami terlibat pembicaraan yang cukup asyik.

Sampai tidak terasa hampir keluar dari gerbang tol. Saya mengecek dompet, oh ternyata tidak tersedia uang kecil. Saya bertanya pada rekan apakah dia memiliki uang kecil. Dan ternyata ada Rp2000.
Saya memberikan uang tersebut pada pak supir. Melewati gerbang ini dikenakan biaya Rp1000, gerbang tol termurah menurut saya di antara gerbang tol-gerbang tol lainnya. Penjaga tol memberikan kembalian Rp1000 kepada pak supir. Saya menunggu pak supir mengembalikan uang tersebut. Akan tetapi, sampai kami tiba di rumah masing-masing, pak supir tidak bergeming untuk mengembalikan uang tersebut.

Sebenarnya bukan masalah nominal yang saya lihat, melainkan ada suatu nilai yaitu integritas seseorang dan kejujurannya. Meskipun nilai itu mungkin kecil, tetapi tetap ada nilainya. Jika berhitung secara cepat, dan berpikir untung, taruhlah 10x pak supir melakukan hal tersebut, maka ia telah memperoleh tambahan Rp10.000 dari setiap kembalian yang tidak ia kembalikan.

Kali ini reaksi saya yang bermain. Sebelum tiba di rumah, saya berhenti di toko buah, membeli pisang dan memperoleh kembalian dalam bentuk nominal yang lebih kecil. Apa yang saya lakukan? Ketika turun, ya saya membayar pak supir dengan uang pas sesuai argo yang tertera.

Masih sambil berdiri dan memasuki rumah, saya menceritakan kisah ini kepada adik. Tiba-tiba dia berujar, kenapa engkau bereaksi? Mengapa engkau menghukum pak supir secara tidak langsung dengan memberikan uang pas, padahal engkau bisa memberi dia lebih?

Saya tiba-tiba terdiam. Dilain pihak saya tidak setuju dengan tindakan pak supir, akan tetapi saya bereaksi tanpa dasar.
Seharusnya saya bisa menjelaskan dan menyatakan keberatan saya kepada pak supir, bukan dengan tindakan seperti itu. Dengan tindakan itu saya justru tidak mendidik pak supir untuk bersikap jujur.

Kejujuran dan integritas bisa menjadi hal yang langka dalam kehidupan. Dimulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana seperti memberi kembalian tadi, bisa berlanjut menjadi besar. Akan tetapi melalui kisah ini saya juga belajar bagaimana untuk tidak bereaksi dengan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak merugikan. Berpikir secara sederhana, memberi tanpa pamrih, dan mengutarakan kebenaran tanpa menghakimi orang lain.


Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Saturday, February 12, 2011

Your Body Your Life

Ada banyak organ yang diciptakan Tuhan untuk manusia. Setiap organ berfungsi sebagaimana mestinya. Adakah organ dalam tubuh kita yang tidak berfungsi? Meskipun kecil tetap diperlukan. Bukankah Tuhan menciptakan manusia dengan sempurna?

Lidah, organ yang tidak bertulang tetapi sangat lentur. Ia tak hanya berfungsi untuk mengecap makanan, manis, asam atau asin, tetapi juga digunakan untuk berbicara. Melalui lidah juga orang dapat mengubah dunia. Teringat dengan cerita Nelson Mandela, Soekarno, JFK, Hitler adalah beberapa diantaranya.

Lidah seonggok daging tak bertulang yang memberikan pengaruh untuk orang lain. Ia bisa menjadi motivator yang baik atau provokator yang baik. Apakah tutur kata yang keluar baik, berkenan dan membangun atau sebaliknya, tergantung dari si pemilik lidah.

Dari lidah cerminan hati seseorang terefleksi. Ia dapat menjadi pohon kehidupan atau justru penghancur kehidupan. Tidak jarang pemicu pembunuhan yang marak terjadi di kota-kota besar hanya karena urusan lidah, tersinggung dengan kata-kata.
Berhati-hati dengan kata-kata, berpikir sebelum menyatakan.
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Tuesday, February 1, 2011

Expect The Unexpected

Pagi hari ketika tiba di kantor, seorang teman bertanya, sudah cek rekening? Dapat berapa? Saya belom cek, tadi jam 6, belum ada. Nanti saya cek lagi. Begitu jawab saya. Hari ini ada vitamin tambahan dari perusahaan atas hasil yang dicapai selama tahun lalu.

Teman saya bertanya kembali, coba cek, koq yang saya dapat berbeda,yach? Hmmm, penasaran, saya cek. Hasilnya, sama dengan teman saya yang bertanya itu. Setelah kasak-kusuk ke beberapa teman, ternyata ada perbedaan hasil perolehan.

Sedikit mengerutkan kening, saya berpikir, ach bukankah hasil yang diperoleh sama? Kenapa bisa berbeda,yach? Seorang teman yang lain menjelaskan detail perhitungan bla bla bla bla. Oooo, saya mengerti, ternyata ada point yang tidak saya hitung. Ya sudah, tidak berusaha memperpanjang, saya tetap bersyukur dan bersukacita atas anugrahNya, walaupun hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang saya harapkan.

Ketika saya dihadapkan pada kondisi yang tidak kita harapkan, seringkali saya menjadi reaktif, tidak berpikir dengan jernih dan bertindak karena kondisi. Hari ini saya belajar, kalau tidak semua keinginan saya dapat berjalan sesuai dengan harapan. Sesuatu yang tidak kita harapkan bisa saja terjadi.
Sikap hati yang tenang dan jernih diperlukan agar dapat melihat segala sesuatu dengan baik. Think out of the box, supaya saya bisa melihat dari sudut pandang yang berbeda, dan tetap memiliki sikap yang positif dalam menghadapi situasi.

Saya percaya dan menyerahkan segala sesuatunya pada The Invisible Hand, dan membiarkan Ia yang mengatur dan bertindak. Pada akhirnya semua akan baik-baik saja.
Bahkan dari situ mungkin saja ada sesuatu yang baru yang tidak kita harapkan terjadi. Everything possible, nothing impossible.


Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Thursday, January 27, 2011

Gayusiana

Kehebohan cerita seorang Gayus ketika ditemui menonton pertandingan tenis di Bali menginspirasi saya.
Kebetulan besok ada acara yang membuat saya harus menyewa wig dengan berbagai macam model; pirang, panjang dan pendek.

Take a look, apakah saya mirip Gayus? Ha ha ha...









Kira-kira, saya cocok bergaya seperti apa, yach?
Noni Blondy?
Si rambut panjang? atau
Si rambut pendek? Hmmm...

New look in a new year?
Why not...
New transformation for a new spirit

Thursday, January 20, 2011

Time for Everything

Dalam perenungan menjelang istirahat malam, saya mencoba untuk menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk lahir ada waktu untuk mati. Ada waktu untuk bersuka ada waktu untuk berduka. Ada waktu untuk mencari ada waktu mendapatkan.

Semua yang dilalui adalah proses yang membawa saya pada suatu tujuan akhir.
Pada akhirnya semua adalah keberanian untuk melewati dan menghadapi proses. Melangkah ke depan, meraih kemenangan. Tidak ada yang mustahil, selama kita bersandar penuh kepadaNya. Karena Ia sanggup melakukan segala sesuatu yang tidak pernah kita pikirkan atau bayangkan sebelumnya.

Percaya, yakin, perkatakan dan bertindak.
Sesuatu yang dasyat sedang terjadi.
Good night
Have a nice dream...
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Monday, January 17, 2011

Have a Great Monday

Setiap membuka mata di pagi hari, saya mempunyai pilihan apakah saya mau menikmati hari apapun itu, hujan, cerah, mendung, ataupun berangin atau justru bersungut-sungut dengan keadaan yang ada.

Bersyukur dengan hari dan kesempatan yang baru meski belum terlihat hasilnya, tetapi saya tahu pada saat jam berubah pk 00:00, saya telah melewatinya. Satu warna telah tergores kembali dalam kehidupan saya.


Have a great Monday...
Cheer up and enjoy your day
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Thursday, January 6, 2011

Laporan Pandangan Mata Musikal Laskar Pelangi

Kemarin malam, 5 Januari 2011 di pertunjukan pk 19:00 bersama dengan 15 orang teman sekantor saya pergi nobar Laskar Pelangi Musikal yang digawangi oleh Mira Lesmana, Riri Reza, Erwin Gutawa, Toto Arto, Jay Subiyakto serta Hartati di Teater Jakarta TIM.

Meskipun kami harus terpisah kelas, tetapi kegembiraan menonton tetap ada.

Pagi hari ini, email ramai memenuhi inbox dari teman-teman yang menonton.
Rasanya tidak afdol jika tidak saya share pendapat-pendapat tersebut.
Tanpa mengurangi rasa hormat, ada beberapa share yang saya edit

Saya:
Secara keseluruhan puas banget dengan tontonan semalam.

Terlepas ada prital pritil yang sedikit mengganggu, no problemolah.
Kalau diekspresiin pake 1 kata: MANTAB (pake B bukan P, biar nendang)
Bangga dengan karya anak bangsa, gak kalah sama broadway dah
Ini salah satu scene favorit saya...


Untung Saroha
Luarrr biasa… memang beda rasanya kalo nonton teater live ya… auranya kerasa gimana gitu (mirip2 kalo nonton timnas di GBK tp jadi ga enak krn sering anarkis)

Kalo gw bilang perfect dehh.. dari pemain, music, property.. ga kebayang dehh gimana persiapan dan penulisan script-nya
Yang paling buat sedih waktu lintang kecil dtg ke sekolah pertama kali dengan baju compang-camping, terus yang ayahnya meninggal sehingga dia hrs putus sekolah...mata gw sampai berkaca-kaca :D
Banyak banget nilai2 moralnya.. jadi merasa bersalah belum mengoptimalkan diri dan terlalu cengeng sekarang

Orri
Begitu layar dibuka, ada tulisan, “DILARANG MASUK BAGI YANG TIDAK PUNYA HAK”

Gilee, songong abis, seakan2 kakeknya yang punya pulau ajaa..
Kelas 3 lumayan... Kelas 3 lumayan,

Yang gw heran, kok proyektornya ngalangin pandangan dari tempat duduk.
Secara teater ini udh harusnya udah sering dipakai. 3 baris paling depan yang ditengah otomatis jadi ga bs didudukin.
Sayang bgt,,
Dan karena terlalu tinggi backgroundnya jadi kepotong kalau diliat dari atas.
Trus yang session 1, lapeeeeerrrr bangeeettt :p
Tapi seperti kata chusen, yang paling penting ama siapa :)
Gw quote ini tadi malam:

Apakah ini gerangan
Yang sedang kurasakan
Dunia Seperti berputar
badanku bergetar
Seperti ada kupu2 yang selalu berputar di dalam perutku

Siapakah engkau gerangan
Putri dari khayangan
Jemarimu begitu cantik
Hatiku tergelitik
Seperti ada kupu2 menari dalam dadaku
Aku mendengar suara berdenting
Aling aling oh ailing
Mengalun bergantian merdu
Aling aling oh ailing
Melagu kan Indah namamu..

Ini lagunya Ikal pas liat tangan mulusnya Aling menyembul memberi kapur


Fransica
Gw sangat kagum akan special efek yang sangat brilian…

Awan berjalan…ombak yang beriak riak di laut…hujan…ganti2 latar setting …ditambah pelangi nya yang ajaib…pelangi spotlight…kwkwkwkwkkwkwkw…WOW… hats off for Mr. Jay SUbiyakto and his special effect + stage setter team..
Lalu anak2 laskar pelangi yang begitu lincah
Yang paling terutama senang banget sama siapa itu yang jadi ketua kelas??
“Saya menuntut keadilan Bu, mejadi ketua kelas dari anak-anak setan ini..” kwkwkwkwkwkkwkwkw
Kecil, narinya paling lucu..
Dan tergelitik oleh akting ikal saat menerima sekotak kapur lewat tangan lentik nan manis dari lobang toko
“keracunan jari-jari mulus” kata mahar

Jenny
Pengalaman pertama nonton teater.. dan kereeeenn bangeeettt :D

Pengen nonton lagi teater musical
Paling suka liat buruh tambang timah nyanyi sambil nari,, trus suaranya ikal waktu nyanyi aling.. aling.. aling (suaranya baguusss banget..) :D
Paling lucu,,, teteuubbb KUCAIII si ketua kelas yang tengil abiisss & MAHAR si seniman :)
Paling sedih.. pas papa-nya lintang gak pulang trus ikal sedih karna lintang gak ke sekolah..
Dan yang membuat mataku sampe berkaca2,, pas ibu muslimah baca surat dari lintang.. :)
Tapi belum sampe air mataku menetes.. udah ada yang membuyarkan konsentrasi dengan pertanyaan.. “jenn, lu nangis ya?” jiiiaaaaahhhh… guubbrrraaakkkkk lgsng ketawa.. huahahahhaaha =))

Anto
Masih terngiang2 sama Aling :)

Teddy Bara
Gwe sendiri amazed sama orchestranya EG….serasa dengerin CD deh…!

Buat yang belum tau, silakan cari tau lewat webnya di http://www.musikallaskarpelangi.com/
Kalau gak dapet tiketnya, nonton filmnya atau baca bukunya bisa mengobati, koq..

Kabarnya sampai dengan tanggal 9 Januari 2011 tiket sudah habis terjual.
Akses twitter sampai mengajukan pooling supaya Musikal Laskar Pelangi diperpanjang

Secara keseluruhan, pertunjukan semalama spektakuler dan luar biasa.
Kagum dengan karya anak bangsa, tidak kalah dengan panggung international.