Monday, April 12, 2010

From Wilderness into The Promise Land

Aku berjalan melintasi padang gurun. Kelihatannya gersang dan panas. Aku pikir, aku pasti kehausan dan kepanasan. Pada kenyataannya, gak seburuk dan separah yang aku duga. Segala sesuatunya cukup. Aku diberikan cukup makanan dan tentu saja cukup air. Pada waktu siang, aku dilindungi dengan awan, sehingga teriknya matahari tidak sampai merusak kulitku. Pada waktu malam, aku ditemani api, sehingga akupun tidak kedinginan ataupun kegelapan. Setiap yang aku perlukan dicukupkan.

Aku berdiri di kejauhan dan menggunakan kekerku, wow, aku melihat suatu tanah yang subur, berlimpah. Apa yang aku inginkan, semua ada disana. Mention it, you will get it, directly. Menggiurkan!
Membayangkan segala sesuatu yang kuinginkan pasti terpenuhi.

Akankah aku tiba disana? Aku mau lebih, tidak hanya cukup. Bukan berarti aku tidak puas dan tidak bersyukur dengan apa yang ada, tetapi karena aku tau aku berhak mendapatkannya.
Ya, aku berhak...

Aku hanya bisa bersyukur dan bersukacita dengan apa yang aku miliki saat ini. Tidak mengeluh ataupun bersungut-sungut dengan keadaan.

Aku berjalan melintasi padang gurun, dimana semua dicukupkan tetapi apa yang kuinginkan tidak kudapatkan.
Aku memasuki gerbang tanah perjanjian, dimana apa yang menjadi keinginan hatiku semuanya dipenuhi...

Apa yang akan engkau pilih? Padang gurun atau tanah perjanjian?
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

No comments: