Saturday, May 14, 2011

Mentawai Trip Part III - Welcome to Padang & Mentawai

Tidak banyak kegiatan yang dilakukan ketika kapal merapat di Padang sore itu. Persiapan-persiapan dilakukan di atas kapal untuk penyambutan keesokan harinya.
Tim kedua yang berangkat menggunakan pesawat dari Jakarta bergabung dengan kami. Pagi hari pengobatan gratis untuk masyarakat sudah dilakukan. Kami fokus untuk acara seremonial di pelabuhan Teluk Bayur. Persiapan pemasangan tenda, dan tentu saja ruangan di atas kapal.

Sekitar pk 14:00 rombongan Ibu Numberi tiba di lokasi. Kali ini saya turut serta menjadi tim penyambut, aka pemegang payung hi hi hi. Udara cukup panas, sehingga tim juga mempersiapkan payung-payung untuk tamu-tamu yang hadir. Entah ketika salah seorang teman berucap ketika kami berbaris dengan payung, langit sepertinya memberi tempat pada matahari untuk sedikit mengurangi kepanasannya. Udara yang tadinya cerah menjadi sedikut mendung. Meski demikian kami tetap escort rombongan dalam acara dan seremonial di pelabihan dan mengantar rombongan naik ke atas kapal.

Pada pk 20:00 kapal angkat sauh kembali, tujuan Mentawai. Sebelum berangkat, kapal Allugara yang akan mengangkut crew panggung dan sound, merapat memindahkan barang dari KM Lawit dan berangkat lebih dahulu ke Sikakap.

Kesibukan mulai terjadi di pagi hari, Sabtu 29 April 2011. This is the D-Day. Dari atas kapal orang-orang sudah bersliweran mempersiapkan segala sesuatu. Kapal merapat di pelabuhan Sikakap. Cuaca cerah, akan tetapi lokasi acara basah terkena hujan semalam. Dari atas kapal saya mengintip venue untuk event kids, event yang saya, Grace, Fera tangani: basah... Plan B segera muncul, fokus acara anak akan dialihkan di atas kapal. Pertama dengan story telling kemudian mewarnai. Amannn pikir saya.

pk 09:00, aktivitas di darat sudah di mulai. Untuk pertama kalinya saya menjejak Mentawai. Turun cek dan recek tempat dan berkoordinasi dengan tim. K Bertha dan Tamara membantu juga di kid's event. ketika acara sedang berlangsung, tiba-tiba Nova dari tim PR datang dan menginformasikan agar saya berkoordinasi dengan kepala sekolah SD negeri setempat. Ternyata sudah ada rombongan anak-anak sekolah menanti, selain anak-anak dari penduduk setempat yang tidak bersekolah. Saya minta mereka berbaris di dekat kapal. Tetapi setelah melihat kondisi anak-anak yang banyak, di luar perkiraan dan perhitungan kami, saya terhenyak. Plan awal sepertinya tidak akan jalan. Segera atur strategi, ubah rencana seketika. Rombongan anak-anak berseragam merah putih akan naik kapal dan Tour KM Lawit dengan dibantu crew kapal, sementara sisanya akan mendengarkan story telling di dek 4, ya pindah venue dari dek 6, karena terlalu sempit. Sementara sisa yang belum sempat naik kapal menunggu di bawah dengan games kecil dari kakak-kakak taruna/taruni STPI. Fiueww, turun naik kapal berkoordinasi dan mengatur rombongan.
Ketika inspeksi dari rombongan ibu Numberi datang, semua berjalan dengan lancar dan baik.

Satu hal yang tidak akan pernah saya lupakan, ketika melihat binar di mata anak-anak di atas kapal. Ternyata mereka belum pernah naik ke atas kapal dan melihat kapal sebesar KM Lawit merapat di Sikakap. Kegembiraan dan rasa takjub memancar dari wajah mereka. Walau sebagian anak-anak tidak bisa berbahasa Indonesia, mereka tetap tertib dan patuh mendengarkan kakak-kakaknya memberikan arahan dan bergembira bersama.


Disela-sela acara itu kegiatan panggung hiburan, pengobatan, penyuluhan dan pelatihan tetap berlangsung.
Acara ditutup dengan masak dan makan bersama warga setempat.
Banyak pelajaran yang saya dapatkan dalam acara hari ini. Belajar untuk meminta maaf, ketika membuat suatu kesalahan, berkomunikasi dengan efektif, dan menyampaikan sesuatu dengan baik. Ketika akhirnya acara ditutup dan panggung hiburan diakhiri, tarikan nafas lega mengiringi. Tugas sudah selesai... Antusiasme masyarakat, kerjasama tim dan kegembiraan menutupi kelelahan yang ada.
Pengalaman baru yang saya peroleh menjadi kekuatan baru untuk melangkah ke depan. Biar kemulianNya yang dinyatakan. Sebelum kapal bertolak kembali ke Padang, kami menyempatkan diri untuk berenang di laut  Sikakap. Air yang jernih, udara dan kepala yang panas menjadi adem kembali. Yang pasti kelelahan kaki akibat turun naik kapal terbayar dengan rendaman air laut Sikakap.

No comments: