Wednesday, July 22, 2009

Journey to Lampung : Flashback Old Memories


Setelah hampir kurang lebih 5 tahun tidak menginjakkan kaki di kota ini, ajakan dari sepupu untuk datang kembali ke kota ini, tidak saya tampik.
Rupanya rasa rindu pada tanah almamater masih lekang, walau hampir 10 tahun ditinggalkan…

Lampung Sang Bhumi Ruwa Jurai… Here I comeeeee…. Walau hanya sebentar, cukup mengobati rasa...

Perjalanan berkendara yang cukup melelahkan, walau hanya sebagai penumpang… :)
Melalui ruas jalan tol Jakarta – Merak yang lebih dari mulus, menggoncang-goncang.
Sang ruas sedang bebenah untuk persiapan mudik, sepertinya…
Senja telah menjelang saat kami memasuki pelabuhan penyebrangan Merak.
Sebelum naik kapal, kami membeli amunisi malam di Rumah Maka Sunda Ayam Goreng Bogor sebagai bekal makan malam.

Tidak ada antrian yang cukup berarti untuk menyebrang ke Lampung. Jenis kendaraan kami dikenakan biaya Rp198.000 termasuk penumpang untuk naik kapal.
Walau terlihat tidak begitu ramai, ternyata kondisi yang sangat berbeda terjadi di dalam kapal. Kelas-kelas yang disediakan penuh. Sebagian orang duduk menghampar di lorong-lorong dan ruang kosong kapal. Kami sendiri tidak kebagian tempat dan duduk di tangga menuju ruang nahkoda. Langit yang bersahabat dan semilir angin laut ditingkahi dengan chit-chat yang seru membuat perjalanan tidak membosankan. 1.5 - 2 jam kemudian kami tiba di pelabuhan Bakauheni Lampung.

Untuk mencapai ibukota Bandar Lampung, Tanjung Karang diperlukan sekitar 2 jam dari pelabuhan Bakauheni, menyusuri laut dan membelah gunung kapur. Pejalan malam dipenuhi dengan truk dan bus lintas Sumatra. Jika ingin melihat pemandangan alam, sebaiknya melintas di siang atau sore hari. Laut, gunung kapur dan kereta batu bara akan menemani perjalanan.
Jarak tempuh secara keseluruhan memerlukan sekitar 6 - 8 jam untuk mencapai Tanjung Karang.

Memasuki ibukota melalui Teluk Betung, agak sedikit meraba-raba, karena gelap sudah meremang. Apakah ini jalan yang benar, saya bertanya-tanya dalam hati... Lokasi yang dahulu sepi, dengan container-container melintas, masih cukup ramai dengan kendaraan pribadi. Ada beberapa lokasi hiburan yang sepertinya baru dibangun.
Pada pertigaan kami berbelok ke kanan, mengarah ke Garuntang dengan jalan semakin menanjak mencapai Pahoman, terlihat sebuah hotel berbintang masih dalam tahap pembangunan menjulang di antara perumahan.
Perjalanan masih kami lanjutkan ke Jl Sudirman, jalan yang biasanya lengang, saat ini ramai dengan kafe-kafe dan menjadi pilihan anak muda Lampung untuk kongkow-kongkow. Pemandangan yang sama juga diperoleh disepanjang Jl Kartini dengan kedua mallnya Center Plaza dan Mall Kartini (MoKa).
Kami berbelok ke arah Jl Imam Bonjol yang dikenal dengan Pasar Bambu Kuning, dengan kegiatan jual beli yang tidak pernah berhenti 24 jam untuk sayur dan buah. Di daerah Gedong Air kami menghentikan perjalanan malam ini, untuk dilanjutkan esok pagi...Tubuhku terlalu lelah untuk bercerita. Pikiranku melayang pada rencana besok.Tak sabar menunggu esok hari untuk berkeliling...
What a great journey...
Wait for me, for another story in Lampung, yach...





No comments: