Friday, June 19, 2009

Saya Belajar Berkomunitas

Manusia adalah makluk sosial, yang memerlukan individu lain dalam kehidupannya. Sekalipun seorang narsis atau egosentris, menurut saya. Entah bagaimana rasanya bila hidup hanya seorang diri saja. Hey, ini bukan saatnya mellow, Sas...
Ya ya.... terkadang kita memerlukan sedikit waktu untuk diri sendiri, memanjakan tubuh, introspeksi, mengadu pada yang di Atas, dan lain-lain, tapi bagi saya tetap membutuhkan teman berbagi.

Hari Rabu yang lalu saya kembali berkumpul dengan komunitas Highway setelah hampir 3 minggu absen karena kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan. Ada sekitar 10-15 orang dalam komunitas ini. Masing-masing memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang serius, ada yang ngocol, ada yang kalem, dengan latar belakang dan pekerjaan yang berbeda, kalau diibaratkan makanan, seperti rujaklah kami.

Tujuan kami bertemu adalah sharing, baik tentang pekerjaan, keluarga, atau kejadian-kejadian yang terjadi selama 1 minggu. Ada pepatah lama mengatakan ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Saat itu saya melihat dan merasakan perlahan-lahan topeng-topeng mulai luluh, kami mulai membicarakan hal-hal yang sifatnya lebih pribadi dan menceritakan perubahan yang terjadi dari hal-hal negatif ke hal-hal yang positif. Momen pertemuan inilah yang belakangan saya tunggu-tunggu dan begitu excited bila waktu itu tiba. Rasanya ketinggalan cerita seru bila tidak hadir.


Ada sesuatu yang berbeda yang saya peroleh pada hari Rabu tersebut, saat beberapa dari kami membuka diri dan berbagi. Sebenarnya saat itu sudah dimulai oleh teman saya minggu lalu dimana ia bercerita tentang achievment dan target perusahaannya, tentang pinalti yang harus didapat, serta akibat-akibat yang dapat terjadi. Saat itu saya terkejut, ach, terkadang saya terlalu mementingkan diri sendiri, cuek dengan keadaan sekeliling dan berpikir segala sesuatunya berjalan dengan baik. Ternyata tidak. Sharing hari itu kami tutup dengan doa bersama khusus untuknya dan beberapa pokok doa.

Hari Rabu ini kami bertemu kembali, dan ia menceritakan bahwa ia memperoleh jawaban dari apa yang digumulkan. What a great thing!!!
Dalam ceritanya ia berbagi tentang ketaatan, kesetiaan dan kekuatan doa bersama.
Ceritanya dan cerita-cerita yang lain hari itu menjadi pengalaman berharga yang membentuk tidak hanya saya, tetapi kami, menjadi manusia yang lebih sempurna, serta membawa kekuatan untuk menjalani hari-hari kedepan.


Berbagai pikirian mulai berlompatan dalam otak saya. Duh, saya masih harus banyak belajar. Belajar untuk menghargai, mendengar, mengatur terlebih lagi belajar untuk taat dan setia. Saya tidak mau diperbudak dengan keadaan saya. Tidak ingin putus asa dengan kehidupan. Ternyata masih ada celah kecil yang dapat dilalui saat kita kehilangan akal, apabila kita berserah dan bersatu hati. Dan tentu saja belajar berada dalam satu komunitas yang saling mendukung dan saling berbagi. Saya belajar...



































































No comments: