Saturday, April 16, 2011

Already There

Saya sedang duduk leyeh-leyeh menikmati weekend di rumah, menyeruput segelas teh manis panas dan semangkok mie udon buatan mpok pembantu rumah kami. Sambil sarapan pagi itu, di sebelah kanan saya ada sebuah buku dari Barbara Wentroble, buku yang sudah lama saya beli tetapi belum sempat dibaca, menanti untuk dibuka halamannya. Melengkapi weekend pagi ini, alunan cd dari Jonathan Butler mengalun lembut. Bukan sesuatu yang wah, but perfect bagi saya.

Saya mulai membaca buku Barbara Wentroble. Buku tersebut berbicara tentang otoritas doa. Seringkali kita meminta pada Tuhan melalui doa, akan tetapi Ia kelihatannya tidak menjawab kita. Barbara menuliskan ada beberapa hal yang menghambat sebuah doa dijawab. Dari kelima point yang disebutkan, saya berhenti pada: ketidakyakinan.

Apakah kita sering khawatir dengan sesuatu yang belum terjadi? Ya, seringkali saya khawatir dan tidak yakin dalam berbagai hal. Salah satunya misalnya adalah tentang pasangan hidup. Di usia yang sudah cukup dewasa, dengan kondisi lingkungan yang terkadang mempertanyakan, jujur terkadang saya menjadi khawatir. Kapan saya mendapat giliran bersanding? Dengan siapa? Apakah saya bahagia kelak? Apakah saya akan hidup sendirian? Atau dalam pekerjaan, misalnya, seringkali saya bertanya-tanya apakah saya sudah bekerja dengan baik, apakah saya memiliki kesempatan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih, promosi jabatan atau kenaikan gaji? Memiliki kesempatan untuk berusaha atau berkarir di tempat lain? Apakah saya sudah berada di tempat yang semestinya? Berbagai-bagai pertanyaan berkelebat dalam pikiran. Padahal, semua itu belum terlihat dan terjadi, tetapi membuat pikiran kita menjadi khawatir dan tidak yakin dalam menjalani kehidupan.

Saya tertegun, achhhh... bagaimana doa saya dapat terjawab jika saya masih tidak yakin dan khawatir? Bukankah saya sudah diberikan kunci untuk mendapatkan hal-hal yang luar biasa? Sesuatu yang baik dan indah, tentunya.

Memang untuk membayangkan sesuatu yang belum terjadi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saya perlu berimajinasi, membangun dan memasukkan pikiran-pikiran saya dengan sesuatu yang baik, sempurna dan berkenan terus menerus. Ya, terus menerus...

Saya mulai dengan memilih suatu skenario, seperti membuat film yang indah dalam benak saya, dan mulai menyusun jalan ceritanya. Apa yang ingin saya capai, saya gambarkan dengan jelas dan detail di sana. Seperti law of attraction, saya sedang membangkitkan gambaran kehidupan saya kelak dan membangunnya dalam pikiran. Semua gangguan dan hal-hal yang kurang baik, saya lempar keluar dan tepiskan. Perlahan keraguan, rasa ketidakyakinan serta kekhawatiran saya mulai menyurut. Saya memiliki gambaran dan harapan baru. Meskipun saya belum melihatnya, tetapi gambaran itu menumbuhkan satu keyakinan dalam diri, bahwa saya akan sampai kesana.

Sebuah lagu dari Jonathan Butler membuat saya semakin tersadar, bahwa semuanya sudah ada, sudah tersedia. Yang kita perlukan hanyalah membuka mata untuk melihat dan percaya bahwa segalanya sudah disediakan. Kita hanya diminta untuk tetap bersyukur dan yakin bahwa segala sesuatunya akan membawa kebaikan.

....
It's already there
What you're looking for
It's already there
Don't have to search anymore
Open your eyes
Believe that it's true
Just let it come through
It's already there inside of you
....

Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

Friday, April 8, 2011

Where Did You Put The Remote Control?


Sambil nebeng mobil dalam perjalanan makan siang di daerah Kramat, saya terlibat suatu percakapan dengan sang supir yang nota bene teman saya, bukan supir taksi: Gerry Abednego

Saya  :  Gimana share kamu hari Jumat yang lalu, Ger? Sorry can't attend it
Gerry :  Wowww, (dengan logat khasnya) Kemana kau? Berarti kau ketinggalan shareku 
Saya  : Wah... Apaan tuch? Share dungss di sini
Gerry :  Hmmm... Kau baca sajalah. Sengaja aku tulis buat kau baca..(sambil membuka ipadnya dan mengangsurkannya pada saya).

Sekilas saya membaca judulnya, hmmm menarik...
Ia mengambil analogi yang tidak umum menurut saya, akan tetapi masuk akal dan sangat wajar di kehidupan kota besar seperti Jakarta. Dengan analoginya tersebut, ia berhasil menjelaskan tentang mengatur, diatur dan pengatur.

Eh, dia juga berbaik hati mengirimkan tulisannya via email, lho... Sst benernya saya sendiri yang mengirimkan, setelah ada izin dari beliauw.
So tanpa menunda-nunda, silakan dibaca saja tulisannya di sini.
Lengkap tanpa sensor sor sor sor.
Eniwei, thanks Ger, for share...
Indahnya berbagi...    

Tv adalah suatu alat yang sudah pasti harus ada di setiap rumah di dunia

Dia bisa gak punya perabotan lain, tapi TV pasti ada
Itu adalah alat yang luar biasa yang disebut jendela dunia
Dimana kalau kita kedatangan tamu, dan pembicaraan sudah mulai kaku, kita bilang nonton tv yuk
Dan kamu menyalakan TV

Kita menikmati menonton TV, dan seperti terhanyut di dalamnya, dan apa bila kita tidak suka kita langsung mengganti channelnya.
Kamu tidak biarkan diri kamu didikte oleh acara TVkan, dengan ratusan pilihan yang kamu punya
Kamu gak biarkan channel itu mendikte kamu kamu harus nonton apa.

Seringkali waktu iklan muncul, kita langsung mengambil remote dan mengganti channel nya
Waktu iklan sutra julia perez, dan kamu langsung ambil remote, dan ganti channel
Sinetron pasti gw ganti channel, cinta fitri.. Farel..

Dan saya lama kelamaan mulai cari remote, secara reflek..
Pasti di sini.. Eh..
Dan kalo gak ketemu dan ala sinetron punjabi, jeng jeng

Petinggi logitech.. bilang hanya ada beberapa hal yang bisa membuat kamu lebih frustasi daripada mencari remote ke sekeliling rumah

Dan kita mulai menuduh, orang2 yang kita sayangi :
Where did you put the remote ?
Kau taruh dimana remote nya?

Itulah judul share saya siang ini
Where did you put the remote?
Di mana kau taruh remote nya

Remote didefenisikan oleh meriam webster sebagai alat control operasi
Alat kendali operasi

Kalau kita ditanya dimana remote kamu oh ada di Tuhan remote saya
Tapi seringkali seperti yang kita bahas tadi, tiba tiba remote nya gak ada di situ..
Dan kebanyakan kita tidak tahu dimana remote hidup kita.

Oke saya kasi contoh yang baru terjadi :

Cerita Gerald,
Mami yang bereaksi berlebihan jika abang saya tidak pulang.
Dan kami sekeluarga dikendalikan oleh abang saya ini.

Cerita saya dan bos saya
Sering kali waktu saya melakukan sesuatu, tetapi jika dia melakukan suatu aksi, saya langsung bereaksi
Sering sekali saya melakukan tindakan bodoh, karena bereaksi atas tindakan bos saya.

Reaksi yang saya sendiri gak percaya itu adalah saya
Reaksi yang sesudah saya lakukan,
Dan itu cepat sekali,
Dan saya sangat sesali kemudian..

Kamu tahu defenisi ke dua remote, kontrol operasi jarak jauh.
Dimobil bayangin bos saya.. Saya bisa marah
Kita paling kreatif untuk menyusun rencana balas dendam

Do you get what I mean..

Anggap diri kita ini TV
Kamu menyerahkan remote atas kamu, waktu kamu marah, waktu kamu membenci seseorang.

Booker T Washington
Adalah seorang yang terlahir sebagai budak
Jadi dia lahir langsung tau betul apa itu dikontrol
Akhirnya dia kuliah dan jadi politisi
Bukunya yang terkenal berjudul Up from Slavery bilang begini :
I will never allow another man to control my life by making me hate him
Saya tidak akan pernah membiarkan orang lain mengendalikan hidup saya dengan membuat saya membenci nya.Saya tidak akan menyerahkan remote saya ke orang lain, dengan cara membenci orang tersebut.

Kamu sadar gak, kamu yang secanggih ini dikendalikan sama orang yang kamu tau gak banget
Abang saya itu, bukan yang paling bijaksana di keluarga, bukan yang paling sukdes di keluarga

Bos saya itu tidak punya wawasan atau people skill yang lebih baik dari saya, tapi yang pasti dia pegang remote nya.

Orang yang pegang remote gak harus canggih. Tv boleh secanggih apapun, plasma, lcd, led..
Yang pegang remote boleh idiot.. Tapi tetap yang idiot itulah yang mengendalikan kamu
Karena dia pegang remote.
Kenapa remote nya bisa ada di dia ? Karena kamu kasi ke dia remote nya ! Dengan cara membenci dia
Dan orang yang tidak mengerti menggunakan remote nya biasanya merusak alat tersebut

Remote wc di menteng
That's why keluarga kamu rusak
Kamu berantakan.. Keadaan tidak terkendali..
Lha orang yang kamu kasi pegang remote juga orang yang tidak capable..
Tidak dewasa lah istilah nya
Remote nya dipegang bandar narkoba..
Ya makin kacau..

Rick Warren dalam salah satu khotbah nya bilang bahwa :
Kedewasaan adalah : staying in control while under pressure
Tetap dapat mengendalikan diri di bawah tekanan.
Tetap pegang remote waktu di bawah tekanan.

Tapi apa yang terjadi dengan kita?
Kita lagi tertawa dan bergembira dengan teman teman kita, dan tiba tiba orang yang kita benci masuk ke ruangan, kita langsung diem. Kaya dia pencet tombol mute. Itu masih mending lho, kadang dia ganti kita dari channel ceria ke channel dendam, dan pembenaran.
Dendam dan pembenaran
Kita langsung curhat, liat gak waktu dia masuk, gw cuek aja kaya dia gak ada di ruangan.
Yang pasti kita bereaksi. Dia pencet remote, kita bereaksi. Dia berbisik, kita pikir ngomongin kita
Langsung kita telfon, dan tanya, ngomong apa dia tadi?Ngomongin gw ya.. Dia masuk, mood kita di meeting berubah.. Kita lagi nyetir, mengkhayal sendiri jadi marah. Kita gak sadar kita sudah berikan kepada dia remotenya.

Survey yang di publish, 3 hari yang lalu bilang kalo setelah hilang remote paling sering ditemukan di sofa,
kemudian freezer, kamar mandi, dan terakhir mobil.

Percuma kamu hindari dengan cara pindah kerja
Orang-orang yang buat masalah dengan kamu ada di tempat mana kamu merasa nyaman,
No satu di sofa lho.. Tempat kita nyaman

Saya kerja di pajak, dan saya benci bos saya itu
Akhirnya saya pindah keluar, mencoba kerja sendiri, dan kemudian membentuk partnership dan partner saya, yang merupakan sahabat saya paling lama
Sofa saya, mulai membuat saya menyerahkan remote kepada dia.
Interaksi kita di kerjaan mulai membuat saya membenci nya
Jikalau dia mulai mempertanyakan kebijakan saya, saya mulai langsung bereaksi
Pasti ada masalah yang tanpa sadar membuat kamu menyerahkan remote kamu,

Alkitab bilang di James 1 : 2
Whenever, pasti..
Mau kamu lari kemana..
Fall, diwaktu yang tidak diduga, biasa nya lebih awal..

Kamu baru bertobat.. Hidup sedang berwarna dengan Tuhan,
Orang yang kamu benci lewat, dia pencet remote..
Langsung OFF
Gelap langsung.. Tuhan pun tidak kelihatan lagi

Saya tau itu susah,
Kaya ibu saya bilang.. Saya gak bisa..
Saya tau itu tidak mudah..
Mari saya beritahu antidote nya..
Kita buka Roma 12 : 20
Berilah
Berilah
Be an actor not a reactor

Victor Frankle, di Auswitch bilang
Mereka boleh melucuti pakaian saya, ambil istri, anak, dan cincin pernikahan saya.
Saya berdiri telanjang di depan pasukan SS, tapi mereka tidak bisa mengambil kebebeasan saya untuk memilih bagaimana saya akan merespon mereka.

Bedakan respon dengan reaksi
Menumpuk bara diatas kepala mereka..
Waktu remote rusak itu stress banget buat mereka..
Either mereka harus buat remote organik
Mainin remote pake kaki
Atau kamu keluar cari batere

Gak papa jadi delay di mereka, tapi itu bagus buat kita
Kamu harus make sure kalau kamu mau melakukan sesuatu,
Kamu melakukan nya bukan karena reaksi atas orang yang kamu benci itu
Tapi benar benar atas kemauan kamu sendiri

Joyce Meyer bilang
Love is a decision, decision on how we will treat people
Love adalah suatu keputusan, memutuskan bagaimana kita memperlakukan orang
Aku tau itu susah sekali lagi
Itu maka nya dikatakan di Amsal 16:32

He who slows to anger is better than the mighty
And he who rules his own spirit than one who captive a city
Siapa yang memegang remote nya sendiri, di lebih baik dari orang yang nerebut kota.

Tapi aku kenal satu orang,
Yesus, meekness
Lemah lembut bukan kelemahan
Tapi strength under control
Kekuatan yang under control..
Dia gak mau bereaksi diperlakukan demikian

The point is not in the power, it's on the control
Can you imagine that great power controled by the masses?

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena ia akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang pegang remote nya sendiri
Berbahagialah orang dapat mengendalikan reaksi nya,
Karena kamu yang mengontrol situasi, bukan situasi yang mengontrol kamu
Bukan situasi yang mendikte kamu, maka kamu akan memiliki bumi.

Meminta maaf
Actually kamu yang perlu
Kamu perlu meminta remote kamu kembali
Hati kamu di kasi hati yang baru
Kaya dompet baru, apa berarti kartu kredit kamu semua baru?
Pada saat hati kamu di jamah Tuhan, orang yang kamu benci itu masih ada di hati kamu
Tuhan mengetuk hati kamu, masuk ke dalam hati kamu, duduk di ruang tamu di hati kamu
Tapi yang duduk di sebelah Tuhan adalah orang yang kamu benci, dan pegang remote pula
Dia gak mau rebut remote itu
Dia mau kamu ambil remote kamu dari orang itu, dan kasih Ke Tuhan remote nya.

Spend your weekend collecting your remote

;)

Gerry Abednego

Saturday, April 2, 2011

You Are Precious

Siapa yang tidak kenal dengan berlian? Berlian atau diamond adalah salah satu perhiasan pilihan wanita selain emas dan perak. Bentuknya yang everlasting dan flexible, bisa digunakan untuk cincin, kalung, anting atau berbentuk bongkahan. Semakin tinggi karatnya semakin berharga.

Kata diamond atau berlian ini berasal dari bahasa Yunani, adamas atau adamantas, yang artinya tidak dapat dihancurkan.
Terbentuk dari batuan yang mengalami proses pada 140km - 180km jauh di dasar bumi, berlian ditempa dalam perut bumi dengan panas 1050 derajat celcius. Karena mengalami penempaan yang luar biasa dalam dapur peleburan, ia menjadi tak terhancurkan.

Kehidupan manusia juga mengalami pembentukan seperti berlian. Melewati suatu masa dimana things happen all seems so wrong. Seringkali kita tidak menyadari bahwa saat itu kita sedang masuk dalam dapur peleburan.
Permata yang berharga tidak terbentuk secara instant. Begitu pula kehidupan. Apabila kita melihat kebelakang hal-hal yang telah terjadi, kita mulai menyadari bahwa ada hal-hal yang sedang dibukakan oleh Sang Pencipta. Pada saat kita mengalaminya mungkin kita tidak habis pikir kenapa ini terjadi dan mungkin bertanya-tanya kenapa hal ini terjadi. Stop asking and be quite.
Hal yang tersulit adalah tetap membiarkan pekerjaan tanganNya dalam kehidupan kita tidak terinterupsi oleh pikiran-pikiran logis yang bermunculan.

Dalam imajinasi saya teringat dengan Michaelangelo seorang seniman membuat patung. Ia mengambil bongkahan tanah liat, dihancurkannya tanah liat itu, dibentuk menjadi satu bagian yang dia inginkan. Setelah itu ia mulai memahat bagian-bagian kecil menjadi kaki, tubuh, tangan dan wajah. Setelah terlihat bentuknya, ia masih memberikan sentuhan akhir agar karyanya sempurna dan tampak hidup. Karya besarnya, patung David, sampai dengan saat ini masih dapat dinikmati di Balai Budaya Italia.

Nah, seperti itu juga Sang Pencipta berkarya dalam kehidupan kita sama seperti berlian, seperti Michaelangelo membuat masterpiece David. Untuk menjadi berlian dan patung mahakarya melewati proses, tidak langsung taraaa, jreng jreng simsalabim jadi. Bagaimana kita bertahan dalam proses adalah tetap menyerahkan segala sesuatu kembali padaNya, mengizinkan Ia bekerja membentuk kita, menjadikan kita permataNya yang berharga.

Do what we can do, surrender and let God do the rest.
Caeli enarrant gloriam Dei - Let the heavens declare the glory of God.


Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network