Saturday, June 27, 2009

One Day In Your Life


One of the songs sung by d King of Pop, Michael Jackson. who died by heart attack on Friday, June 26 at age 51.

This song suddently pop up in my mind and now while I write, I hear it play in the radio...
Very touchy song I think, could represent what he feel about love and being lonely

Again, he's only human being... For what people talk and think about, for d judgement he received and for the mistakes he made, the only thing he need only LOVE
Eventhough his not with us right now, but he want us to remember and stay in our heart...

So long, MJ....




One day in your life
Youll remember a place
Someone touching your face
You'll come back and you look around you . . .

One day in your life
You'll remember the love you found here
You'll remember me somehow
Though you don't need me now
I will stay in your heart
And when things fall apart
You'll remember one day . . .

One day in your life
When you find that youre always waiting
For a love we used to share
Just call my name, and I'll be there

You'll remember me somehow
Though you dont need me now
I will stay in your heart
And when things fall apart
You'll remember one day . . .

One day in your life
When you find that you're always lonely
For a love we used to share
Just call my name, and I'll be there

Sunday, June 21, 2009

Jakarta Tempoe Doeloe Memory

Terinspirasi dari sebuah majalah lokal yang membahas tentang Jakarta Tempoe Doeloe, di suatu siang yang terik, saya dengan seorang rekan bergerak kesana. Tiba di sana suasana cukup ramai, tetapi masih ada satu tempat tersisa. Save by the bell, karena setelah itu tempat penuh, laris manis.

Tempat sasaran kami adalah Es Krim Ragusa di Jl Veteran. Kedai yang di plangnya tertulis sejak 1932. Kursi-kursi rotan yang kami duduki mengingatkan saya akan toko sejenis di Malang...
Di kiri kanan tembok terpampang foto-foto pemilik dan tentu saja foto es krim yang di jual. tak ketinggalan pengamen yang menyanyikan tembang lawas di masa 50 - 60an.

Di depan toko ada penjual gado-gado, rujak juhi dan sate ayam. Berhubung kondisi perut yang tidak dapat berkompromi, kami langsung memesan Spageti Ice Cream, Mie Juhi dan kerupuknya serta sepiring sate ayam.

Tak berapa lama, keluarlah sang es krim, dengan ukuran yang cukup besar, ditempatkan dalam mangkuk lonjong. Bentuk es krim berwarna putih mirip dengan spageti, di atasnya bertabur coklat, sultana, dan kacang tanah. Saat es krim tersebut masuk di mulut, terasa begitu lembut... Dinginnya pas, sehingga mulus melewati kerongkongan.

Selagi memakan es krim, sepiring mie juhi hadir beserta dengan temannya si kerupuk kuning yang ditaburi dengan gula merah. Begitu menarik dan menggoda selera.
Mie juhi adalah mie yang disajikan dengan potongan cumi manis kering dan irisan mentimun, disiram dengan bumbu kacang. Sambal disajikan terpisah. Rasanya cukup manis, irisan timun mungkin dijadikan penetralisir dari rasa manis yang ditimbulkan. Sayang sambalnya kurang banyak saya berikan, sehingga sensasi kesegarannya kurang terasa. Next time harus dicoba dengan sambal yang lebih banyak...

Menu terakhir yang keluar adalah sate ayam plus lontong. Cukup memenuhi isi perut setelah es krim dan mie.
Kami pulang membawa kenyang...

Dompet Keluar:
Es krim Rp 27.000
Mie Juhi + Kerupuk Rp 15.000
Sate ayam Rp 18.000

Lokasi
Dekat Lapangan Banteng - Mesjid Istiqlal & Gereja Katedral

Transportasi
Bajaj

Tips
Sebaiknya membawa kendaraan sendiri atau naik taksi, karena lokasi tidak dilewati oleh kendaraan umum
Membawa kipas karena lokasi tidak menyediakan AC




Friday, June 19, 2009

Saya Belajar Berkomunitas

Manusia adalah makluk sosial, yang memerlukan individu lain dalam kehidupannya. Sekalipun seorang narsis atau egosentris, menurut saya. Entah bagaimana rasanya bila hidup hanya seorang diri saja. Hey, ini bukan saatnya mellow, Sas...
Ya ya.... terkadang kita memerlukan sedikit waktu untuk diri sendiri, memanjakan tubuh, introspeksi, mengadu pada yang di Atas, dan lain-lain, tapi bagi saya tetap membutuhkan teman berbagi.

Hari Rabu yang lalu saya kembali berkumpul dengan komunitas Highway setelah hampir 3 minggu absen karena kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan. Ada sekitar 10-15 orang dalam komunitas ini. Masing-masing memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang serius, ada yang ngocol, ada yang kalem, dengan latar belakang dan pekerjaan yang berbeda, kalau diibaratkan makanan, seperti rujaklah kami.

Tujuan kami bertemu adalah sharing, baik tentang pekerjaan, keluarga, atau kejadian-kejadian yang terjadi selama 1 minggu. Ada pepatah lama mengatakan ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Saat itu saya melihat dan merasakan perlahan-lahan topeng-topeng mulai luluh, kami mulai membicarakan hal-hal yang sifatnya lebih pribadi dan menceritakan perubahan yang terjadi dari hal-hal negatif ke hal-hal yang positif. Momen pertemuan inilah yang belakangan saya tunggu-tunggu dan begitu excited bila waktu itu tiba. Rasanya ketinggalan cerita seru bila tidak hadir.


Ada sesuatu yang berbeda yang saya peroleh pada hari Rabu tersebut, saat beberapa dari kami membuka diri dan berbagi. Sebenarnya saat itu sudah dimulai oleh teman saya minggu lalu dimana ia bercerita tentang achievment dan target perusahaannya, tentang pinalti yang harus didapat, serta akibat-akibat yang dapat terjadi. Saat itu saya terkejut, ach, terkadang saya terlalu mementingkan diri sendiri, cuek dengan keadaan sekeliling dan berpikir segala sesuatunya berjalan dengan baik. Ternyata tidak. Sharing hari itu kami tutup dengan doa bersama khusus untuknya dan beberapa pokok doa.

Hari Rabu ini kami bertemu kembali, dan ia menceritakan bahwa ia memperoleh jawaban dari apa yang digumulkan. What a great thing!!!
Dalam ceritanya ia berbagi tentang ketaatan, kesetiaan dan kekuatan doa bersama.
Ceritanya dan cerita-cerita yang lain hari itu menjadi pengalaman berharga yang membentuk tidak hanya saya, tetapi kami, menjadi manusia yang lebih sempurna, serta membawa kekuatan untuk menjalani hari-hari kedepan.


Berbagai pikirian mulai berlompatan dalam otak saya. Duh, saya masih harus banyak belajar. Belajar untuk menghargai, mendengar, mengatur terlebih lagi belajar untuk taat dan setia. Saya tidak mau diperbudak dengan keadaan saya. Tidak ingin putus asa dengan kehidupan. Ternyata masih ada celah kecil yang dapat dilalui saat kita kehilangan akal, apabila kita berserah dan bersatu hati. Dan tentu saja belajar berada dalam satu komunitas yang saling mendukung dan saling berbagi. Saya belajar...